Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demiz Klaim Anggaran Sanitasi Jabar Tertinggi di Indonesia

Demiz Klaim Anggaran Sanitasi Jabar Tertinggi di Indonesia Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar (Demiz) mengatakan sanitasi adalah salah satu faktor penentu derajat kesehatan masyarakat, sehingga pada 2015-2016 Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menggelontorkan anggaran hinga Rp611 Miliar untuk program sanitasi masyarakat (Sanimas).

"Ini anggaran sanitasi yang terbesar dari seluruh provinsi di Indonesia," kata Demiz kepada wartawan di Bandung, Jumat (17/11/2017).

Anggaran tersebut telah berhasil membantu program sanitasi di berbagai desa di 18 kabupaten di seluruh Jawa Barat. Selain itu, hingga saat ini Pemerintah Pusat dan Islamic Development Bank (IDB) juga telah mengucurkan anggaran masing-masing Rp56 Miliar dan Rp26 Miliar untuk program sanitasi.

"Jadi, betul-betul kesehatan ini salah satu program yang sangat diperhatikan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi, sebab kalau tidak sehat bagaimana kita bisa bekerja, bagaimana anak-anak bisa sekolah. Betapa pentingnya derajat kesehatan masyarakat ini," papar Demiz.

Sanimas ini tidak hanya menyediakan fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK), namun dilengkapi dengan pemipaan Instalasi Pengolahan Limbah (Ipal).

"Kita harapkan ini bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Jadi, makanya kalau sudah ada ini (Sanimas) dirawat baik-baik bapak/ibu ya, supaya anak-anak kita kelak menjadi tumbuh dengan sehat, mereka (anak-anak) bisa sekolah setinggi-tingginya," ujar Demiz?

Adapun, Kepala Dinas Pemukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat Bambang Rianto menjelaskan, bahwa air limbah dari MCK disalurkan melalui pipa ke dalam Ipal, sehingga setelah dilakukan pemrosesan di Ipal air sisa limbah yang dialirkan ke sungai sudah bersih dengan bioda atau tingkat pencemarannya di bawah 30 miligram per liter.

Ipal hasil temuan terbaru Kementerian PUPR ini pengolahannya lebih baik karena disediakan sembilan kopartemen (lapisan penyaring) rumah bakteri dari botol-botol mineral dimodifikasi. Selain itu lapisan terakhir ada kompartemen karbon aktif dari arang sehingga hasil akhir proses Ipal sudah bersih dan memenuhi syarat.

"Jadi, jaringan pemipaan ini dengan pengolahannya Ipal komunal. Itu Ipal Kompak, Ipal ini temuan terbaru dari Kementerian PUPR," ujar Bambang.

Bambang menegaskan dibutuhkan upaya bersama dalam mewujudkan sanitasi layak, sehat, dan berkualitas. Untuk, itu program sanitasi yang digulirkan Pemerintah saat ini berorientasi pada swadaya atau perlu keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaannya.

"Program ini berorientasi pada swadaya sehingga perlu keterlibatan masyaralat dalam pelaksanaanya," pungkasnya.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: