Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cak Imin Pede Usung Huda Jadi Pendamping Ridwan Kamil

Cak Imin Pede Usung Huda Jadi Pendamping Ridwan Kamil Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengatakan bahwa berdasarkan zonasi, Ketua PKB Jabar, Syaiful Huda dinilai pantas mendampingi Ridwan Kamil (Emil) dalam Pilgub Jabar 2018 mendatang. Ia melihat Emil memiliki kekuatan dukungan di wilayah selatan sehingga cawagub harus kuat di utara Jabar yaitu PKB.

"Ada pertimbangan dalam menentukan calon wakil gubernur (cawagub) dalam mendampingi. Pertama cocok dengan pak RK (Ridwan Kamil -red). Kedua zonasinya, kalau RK kuat di selatan sedangkan yang kuat di utara itu PKB. Jadi sebaiknya cawagubnya dari PKB maka Huda kita Sodorkan," kata Cak Imin kepada wartawan di kampus UPI Bandung, Senin (20/11/2017).

Cak Imin berani berkata demikian karena, koalisi yang dibangun PKB dengan Ridwan Kamil saat ini sudah sampai pada tahap pembicaraan bakal calon wakil gubernur.

Semua partai yang berkoalisi dengan Ridwan Kamil untuk maju dalam Pilgub Jabar 2018, sudah mengajukan satu kadernya untuk menjadi pendamping.

"Kita sama pak RK, sudah sama-sama sampai pada level penyusunan untuk menentukan cawagub. Semua partai punya nama," ujarnya
?
Berkenaan dengan penetapan Setya Novanto sebagai tersangka korupsi oleh KPK. Cak Imin menilai persoalan tersebut tidak perlu dipermasalahkan. Pada dasarnya PKB akan terus berkoalisi dengan Golkar pada Pilgub Jabar mendatang.

"Itu di luar konteks ya, pada dasarnya koalisi intinya kan PKB dan PPP,"ucap dia

Meskipun demikian, Cak Imin menegaskan pihaknya akan tetap berkoalisi dengan partai Golkar pada Pilgub Jabar 2018. Untuk itu PKB akan terus mengkaji sosok Daniel Mutaqin yang diusung oleh partai berlambang pohon beringin tersebut.

Ditanya soal kesiapannya menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Dia mengatakan prosesnya masih panjang berbagai kemungkinan dalam dunia politik yang begitu dinamis akan terjadi sehingga belum terlalu fokus memikirkan ke arah sana.

"Santai-santai saja perkembangan masih panjang. Nanti kita harus berpikir memperhitungkan dan menunggu fatwa dari para kiyai untuk melihat ke depannya kaya apa," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: