Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

GMPG: Golkar Butuh yang Baru

GMPG: Golkar Butuh yang Baru Kredit Foto: Antara/Rosa Panggabean
Warta Ekonomi, Jakarta -

Inisiator Generasi Muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan Golkar harus segera menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa guna mencari ketua umum baru pasca-penahanan Setya Novanto oleh KPK.

"Dengan sudah ditahannya SN, saya kira tidak ada alasan lain lagi, wajib hukumnya, Golkar harus segera melakukan pergantian kepemimpinan, mencari ketua umum yang baru," ujar Doli Kurnia di Jakarta, Selasa (21/11/2017).

Doli mengatakan proses Munaslub dapat dilakukan dengan memulai Rapat Pleno menunjuk pelaksana tugas ketua umum. Menurut dia, tugas Plt ketua umum hanya satu yakni menyelenggarakan Munaslub.

Kemudian dalam dua-tiga hari berikutnya DPP Golkar mengadakan Rapimnas untuk mendapat kesepakatan dan dukungan secara nasional yang diwakili DPD Provinsi seluruh Indonesia, sekaligus menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Munaslub.

"Idealnya, tidak boleh lebih dari satu bulan ke depan, Munaslub sudah harus digelar. Dua minggu lagi dari sekarang pun, bila semua stakeholder berkomitmen, serius, dan sungguh-sungguh, terutama DPP, saya kira juga sudah bisa dilaksanakan," kata dia.

Namun yang perlu menjadi catatan, kata dia, bahwa Munaslub itu adalah jalan atau cara untuk melakukan pergantian kepemimpinan.

Perlunya pergantian kepemimpinan itu karena Golkar saat ini membutuhkan pemulihan citra dan ingin mendapatkan kembali dukungan dan kepercayaan dari masyarakat, setelah dalam waktu belakangan ini terpuruk karena isu korupsi.

Atas dasar itu, menurutnya, proses pergantian kepemimpinan ini sejak awal pun harus mencerminkan adanya perubahan. Penunjukan siapa yang akan menjadi Plt. ketua umum harus mempertimbangkan adanya kesan perubahan.

Begitu juga dengan nanti siapa yang akan terpilih menjadi Ketua Umum definitif di Munaslub, juga haruslah figur yang kontras sama sekali dengan performa kepempimpinan SN saat ini.

"Jangan yang jadi plt. adalah orang yang juga dikenal oleh publik dekat dengan SN atau yang ikut melindunginya selama ini. Apalagi orang itu jadi ketua umum pula, celaka buat Golkar. Kalau itu yang terjadi, citra permisif dan lekat dengan isu korupsi masih tetap ada," kata dia.

Adapun sejauh ini Sekjen Golkar Idrus Marham mengaku telah menerima menerima mandat dari Setya Novanto untuk bertugas sebagai pelaksana tugas Ketua Umum Golkar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: