Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan: Pertanian Organik Perlu Manajemen yang Baik

Kementan: Pertanian Organik Perlu Manajemen yang Baik Kredit Foto: Kementerian Pertanian
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian Muhammad Syakir menjelaskan pembukaan lahan pertanian oleh pemerintah di Sebangau, Kalimantan Tengah untuk mengembangkan padi organik. Ia mengatakan pembukaan lahan baru ini disebabkan perlunya managemen organik untuk nilai kompetitif.

"Pertanian organik itu bukan hanya sekedar masalah input tp masalah managemen karena dia harus secara holistik tidak bisa berdiri sendiri input itu di dalam organik," katanya, usai membuka Fokus Group Discussion Inovasi Pertanian Organik Swasembada Pangan di Jakarta, Selasa (21/11/2017).

Lanjutnya, input itu harus organik, varitasnya harus organik, sekitarnya harus organik, Oleh karena itu seharusnya managemen kawasan itu di dalam spektrum organik.

"Tidak mungkin petakan saya ini organik tapi di dekat saya tidak organik, kontrol saya yang punya petakan dengan organik tapi sebelahnya dengan kimia, ya pasti kita jebol," ujar Syakir.?

Oleh karena itu Menteri Pertanian telah mencanangkan pengembangan organik terfokus besar di kalimantan tengah 3.300 hektar di Sebangau.

"Semua jadi lebih fokus sistemnya dan itu akan mudahkan managemen kalau tidak maka organik akan sulit eksis, mana kala tidak di managemen dengan baik," tambahnya.

Syakir juga mengatakan Beras organik harus di kontrol karena masalah kepercayaan dan peluangnya sangat besar.?

"Masalah organik ini adalah masalah kepercayaan dan managemen perlu dicatat pada saat diinspektur, harus ada catatannya apa yang dilakukan di dalam pertanamannya itu. Oleh karena itu sangat tepat apa yang dilakukan pemerintah, karena pak Menteri melihat organik yang ada di Jawa Barat sudah lama namun tidak berkembang pesat karena ekspansinya terbatas, lahan ini ekspansinya terbatas," ujarnya.

Ia berharap?ke depan Indonesia sudah swasembada pangan dan tinggal bagaimana mengekspor, "Tetapi yang diekspor adalah segmen produk yang ekslusif sehingga nilai jualnya tinggi dan kompetitifnya tinggi," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: