Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Pererat Hubungan dengan Militer Myanmar Di Tengah Krisis Rohingya

China Pererat Hubungan dengan Militer Myanmar Di Tengah Krisis Rohingya Kredit Foto: Antara/Reuters/Tyrone Siu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas China menginginkan hubungan yang lebih erat dengan militer Myanmar untuk membantu melindungi perdamaian dan keamanan regional, seorang Jenderal Senior China mengatakan kepada Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar.

China dan Myanmar memiliki hubungan diplomatik dan ekonomi yang erat selama bertahun-tahun, termasuk semakin pentingnya sektor minyak dan gas yang penting dan juga strategis terhadap kedua negara, serta China telah menawarkan dukungannya kepada tetangganya di bagian selatan tersebut, yang juga dikenal sebagai Burma selama krisis yang masih berlangsung karena perlakuan terhadap Muslim Rohingya yang? minoritas di Myanmar.

Lebih dari 600.000 orang Rohingya telah melarikan diri dari negara bagian Rakhine yang mayoritas beragama Buddha, sebagian besar ke negara tetangga Bangladesh, sejak sebuah tindakan militer Myanmar menanggapi serangan terhadap pasukan keamanan oleh gerilyawan Rohingya pada bulan Agustus.

Amerika Serikat pada hari Rabu untuk pertama kalinya menyebutkan operasi militer Myanmar sebagai sebuah upaya "pembersihan etnis Rohingya" dan mengancam sanksi yang ditargetkan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas "kekejaman yang menggemparkan".

?Pertemuan di Beijing, Li Zuocheng duduk di Komisi Militer Pusat China yang menjalankan angkatan bersenjata, mengatakan kepada Jenderal Min Aung Hlaing bahwa pembangunan dan kemakmuran China merupakan peluang penting bagi pembangunan Myanmar,? ungkap Kementerian Pertahanan China dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (23/11/2017).

"Dalam menghadapi situasi keamanan regional yang kompleks dan berubah-ubah, China bersedia untuk mempertahankan komunikasi strategis antara militer kedua negara," Li dikutip dalam pernyataan yang dikeluarkan Rabu malam.

China menginginkan kontak yang lebih besar antara kedua angkatan bersenjata dan pelatihan yang lebih dalam dan pertukaran teknis serta dalam rangka mempromosikan kerja sama pertahanan perbatasan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas di sepanjang perbatasan bersama mereka, Li menambahkan.

China telah marah dengan pertempuran antara pemberontak minoritas etnis Myanmar yang mencari otonomi di dekat perbatasan China dalam beberapa tahun terakhir, yang kadang-kadang memaksa ribuan penduduk desa untuk melarikan diri ke China.

Kementerian China tidak menyebutkan secara langsung isu Rohingya dalam pernyataan tersebut.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: