Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Dekat Ibukota, Warga di Sini Belum Tersentuh Akses Pendidikan

Meski Dekat Ibukota, Warga di Sini Belum Tersentuh Akses Pendidikan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Bekasi -

Sekitar 2.800 kepala keluarga di Kampung Pemulung Kelurahan Bintarajaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat, belum memperoleh akses pendidikan dan kesehatan yang layak dari pemerintah setempat.

"Mayoritas pemulung di sini belum memiliki Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP), Kartu Keluarga (KK) serta akta kelahiran. Padahal dokumen itu sebagai syarat untuk mendapat akses pendidikan dan kesehatan dari pemerintah," kata Kepala Sekolah Kami Bintara, Irina Amongpradja, di Bekasi, Sabtu (25/11/2017).

Hal itu dikatakannya saat meninjau pelaksanaan kegiatan pengobatan gratis yang digelar oleh lembaga sosial Rotary Club Jakarta Metropolitan di lingkungan sekolah.

Menurut dia, dokumen tersebut dibutuhkan sebagai syarat bagi warga untuk memperoleh fasilitas Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) serta pendidikan formal dari pemerintah.

Sekolah Kami yang sudah berdiri sejak 2001 itu terus berupaya mendorong kepemilikan dokumen kependudukan bagi ratusan siswa setempat untuk meneruskan jenjang pendidikan formal.

Kelompok belajar anak-anak pemulung dan kaum dhuafa di wilayah setempat mengapresiasi bantuan kesehatan yang diberikan oleh Rotary Club Jakarta Metropolitan.

"Sebab para pemulung di sana kerap kesulitan mengakses layanan kesehatan bila terserang penyakit, karena terkendala administrasi," katanya.

Irina memprediksi, ada sekitar 700 kepala keluarga (KK) yang bermukim di Kampung Pemulung ini. Mayoritas satu KK terdiri dari empat orang, sehingga bila dikalkulasikan jumlah warga di sana berkisar 2.800 jiwa.

Selain memberi pendidikan secara gratis, pihaknya juga membantu warga setempat untuk memiliki KTP dan KKpihak sekolah memberi pilihan kepada pemulung untuk menjadi warga Kabupaten Karawang, mengikuti alamat kampung halamannya, atau Kota Bekasi berdasarkan domisilinya.

"Hampir 90 persen warga di sini adalah asli Karawang yang pindah karena lahan di sana sudah beralih fungsi dari pertanian menjadi hunian baru," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: