Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PHRI Permasalahkan Sistem Airbnb

PHRI Permasalahkan Sistem Airbnb Kredit Foto: Dina Kusumaningrum
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Umum BPP Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Rainier H Daulay menjelaskan saat ini ada tiga perubahan dahsyat yang terjadi di industri pariwisata, yaitu digital tourism, caina touris, dan halal tourism. Ketiga perubahan ini dinilainya tidak dapat dihentikan.??

"Untuk digital tourism, dampak nyatanya bagi industri perhotelan yaitu ketergantungan terhadap OTA (Online Travel Agen), baik asing maupun lokal mencapai 50 bahkan hingga 100 persen," kata Rainier dalam diskusi Radio PAS FM bertajuk "Setelah Taksi Online Digugat, Sekarang Aplikasi Pemesanan Penginapan Minta Diblokir, Besok?" di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.

Kehadiran OTA, lanjut dia, memiliki dampak positif bagi hotel dan vila berskala kecil. Mereka tidak memerlukan tenaga sales, anggaran marketing. Di sisi lain, kehadiran OTA juga dapat menjadi bumerang melalui Guest Review, mengingat terkadang guest review dibuat tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, atau bahkan menjadi fake review, yaitu guest review yang sengaja dibuat oleh kompetitor.

"Dampak negatif lainnya persaingan harga menjadi sangat ketat, terutama didaerah tujuan utama seperti Bali, Bandung, dan Jogja," imbuhnya.?

Terkait dengan masalah Airbnb, Rainier menjelaskan hal tersebut bukanlah sesuatu yang baru mengingat aplikasi ini sudah ada sejak 2008. Namun, data terakhir menunjukkan bahwa Airbnb telah beroperasi di 191 negara, 65 ribu kota dengan total tamu sekitar 200 juta per tahun, dengan lebih dari sekitar 1.400 kastil, dengan properti di atas 3 juta.??

"Airbnb telah mengalahkan hotel bintang lima dunia. Dampak positif dari kehadiran Airbnb adalah tidak ada batasan terhadap properti yang dipasarkan dari kelas losmen hingga luxury villa. Program pemerintah membangun ribuan desa wisata juga paling sesuai dipasarkan melalui aplikasi semacam Airbnb," terangnya.

Airbnb juga memicu timbulnya wirausaha baru yang menyewakan propertinya. Namun, hal ini juga harus dicermati, mengingat golongan kelas atas juga masuk ke bidang ini. Selain itu, kehadiran Airbnb yang sangat fleksibel membuat pemilik properti yang menggunakan aplikasi tersebut tidak memerlukan berbagai perizinan ataupun membayar berbagai pajak, yang pada akhirnya akan menimbulkan persaingan tidak sehat bagi industri perhotelan dari segi perizinan, perpajakkan resmi, dan harga jual yang akan jauh lebih murah.?

"Belum lagi potensi terjadinya dampak negatif dari sisi sosial, budaya dan keamanan, mengingat sudah banyak rumah kos, apartemen yang dijual melalui Airbnb," tukasnya.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: