Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Lhokseumawe, Petani Keramba Inginkan Adanya Persaingan Harga

Di Lhokseumawe, Petani Keramba Inginkan Adanya Persaingan Harga Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Lhokseumawe -

Petani keramba (jaring apung) di Kota Lhokseumawe menginginkan adanya persaingan harga terhadap beberapa jenis ikan bernilai ekspor, mengingat produktivitas yang mereka budidayakan didominasi oleh pembeli dari Sumatera Utara.

"Selama ini, hasil produksi budidaya ikan kita dibeli oleh para toke dari Medan, Sumatera Utara, begitu juga dengan harga mereka yang dtetapkan," kata Darmawan, salah seorang petani keramba di aliran Krueng Cunda, Lhokseumawe, Jumat (1/12/2017).

Sebutnya, sejumlah jenis ikan yang umumnya dibudidayakan petani keramba di Lhokseumawe adalah ikan kerapu dan kakap. Dua jenis ikan tersebut bernilai ekspor dan umumnya untuk kebutuhan rumah makan dan restoran berkelas.?

Oleh karena itu, petani keramba di daerah itu, sangat menginginkan ada pengusaha dari daerah lain, yang mau terjun berbisnis dan bermitra dengan petani keramba setempat sehingga terjadi persaingan harga dan petani keramba dapat menikmati harga yang cocok.?

"Apabila ikan kerapu maupun jenis ikan budi daya lainnya banyak pembeli dari daerah lain yang melirik maka akan terjadi persaingan harga dan tentu saja petani menjual dengan harga yang cocok. Tidak seperti saat ini, hanya pembeli dari Sumatera Utara saja yang beli," jelas Darmawan lagi.

Sebutnya lagi, harga ikan kerapu di tingkat petani bervariasi tergantung dari ukuran dan jenis. Untuk jenis ikan kerapu cantik harganya Rp60 ribu/kg, kerapu kertang Rp75 ribu/kg, dan untuk kerapu A Rp60 ribu/kg.

"Ini harga yang ada sekarang di tingkat petani keramba di sini. Harga ikan tersebut, tentu lebih tinggi lagi apabila telah menjadi komoditi ekspor," terangnya.

Tambah petani keramba itu lagi, untuk lokasi budi daya ikan kerapu di Kota Lhokseumawe, banyak dilakukan di sepanjang aliran Sungai Krueng Cunda. Bahkan, jumlah petani yang membudidayakan ikan kerapu di Lhokseumawe termasuk terbesar di Aceh, selain daripada di Kota Langsa dan Aceh Tamiang. (FNH/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: