Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kepala Bappenas Minta Antisipasi Bonus Demografi

Kepala Bappenas Minta Antisipasi Bonus Demografi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perencana Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengingatkan pentingnya mengantisipasi sejak dini terjadinya bonus demografi atau pergeseran usia produktif di Indonesia.

"Hal ini terjadi sebagai akibat kebijakan pembatasan kelahiran kalau tahun 1970 tingkat fertilitas rasio (TFR) masih 5 sampai 6 setiap keluarga, maka saat ini 2 sampai 3 anak," kata Menteri PPN, Bambang Brodjonegoro saat menjadi pembicara kunci dalam seminar nasional Ikatan Praktisi dan Ahli Demografi Indonesia (IPADI) kerja sama dengan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Pembangunan UI di Depok, Senin (25/12/2017).

Kondisi demikian berdampak kepada usia produktif yang bergeser pada usia 50-55 tahun, terlihat dengan banyaknya CEO dan pemegang posisi puncak di perusahaan dan pemerintahan direntang usia tersebut, sedangkan di tahun 1970 usia tersebut sudah masuk dalam usia pensiun, jelas Bambang.

Bambang memperkirakan dengan struktur kependudukan demikian Indonesia harus sudah menjadi negara maju sebelum 100 tahun kemerdekaan (2045), karena setelah usia tersebut akan sulit untuk mencapai pertumbuhan seperti sekarang.

Pengalaman di beberapa negara maju seperti Jepang dan Rusia ekonomi mengalami pertumbuhan negatif dimana usia muda malas untuk mencari kerja yang imbalan/ upahnya yang tidak terlalu tinggi, memilih bergantung kepada dana jaminan pemerintah, jelas Bambang.?Bahkan di Saudi warganya yang baru lulus kuliah diminta untuk berkerja di posisi-posisi yang selama ini diisi pekerja imigran seperti pertambangan, industri, dan lain sebagainya, jelas Bambang.

Bambang mengatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan seiring dengan keberhasilan menekan angka kelahiran (TFR), serta tingkat kematian bayi (IMR) yang membawa implikasi kepada perubahan komposisi penduduk menjelang 2045, yakni masalah pengangguran.

"Pengangguran diperkirakan 7 juta sebagian besar disebabkan kualitas sumber daya manusia yang masih rendah. Untuk itu perlunya produktivitas SDM ditingkatkan agar dapat memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. Menjadi tantangan bersama agar sebelum masuk di usianya Indonesia sudah kaya," kata Bambang.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: