Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inflasi di Sulsel pada November, BPS: Makassar Tertinggi, Palopo Terendah

Inflasi di Sulsel pada November, BPS: Makassar Tertinggi, Palopo Terendah Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Sulsel mengalami inflasi 0,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 129,94 pada November 2017. Dari lima kota IHK di Sulsel, seluruhnya mengalami inflasi. Makassar tercatat paling tinggi dan Palopo terendah. Padahal, sebulan sebelumnya lima kota IHK di Sulsel mengalami deflasi.?
"Pada November 2017, Sulsel mengalami inflasi 0,28 persen, dimana semua kota IHK mencatatkan inflasi. Inflasi tertinggi di Makassar mencapai 0,33 persen dengan IHK 130,67. Sedangkan inflasi terendah di Palopo 0,02 persen dengan IHK 127,49 persen," kata Kepala BPS Sulsel, Nursam Salam, Selasa, (5/12/2017).
Berdasarkan data BPS, tiga kota IHK lainnya di Sulsel juga memang mengalami inflasi. Rinciannya yakni Bulukumba 0,19 persen dengan IHK 135,90; Parepare 0,16 persen dengan IHK 124,89 dan Bone 0,04 persen dengan IHK 126,14. Dari total 11 kota IHK di Pulau Sulawesi, hanya tiga di antaranya yang mengalami deflasi yakni Kendari, Palu dan Manado.
Nursam melanjutkan inflasi di Sulsel periode November didorong oleh kenaikan harga pada enam kelompok pengeluaran. Utamanya yakni kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan (0,49 persen); kelompok bahan makanan (0,42 persen); kelompok perumahan (0,40 persen); kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,31 persen) dan lainnya.
"Hanya ada satu kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu kelompok sandang sebesar -0,77 persen," ujar Nursam.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Bambang Kusmiarso, mengatakan bila dilihat dari komoditasnya, kenaikan tarif angkutan udara menjadi penyumbang inflasi terbesar pada November 2017. Disusul ikan cakalang, beras, bahan bakar rumah tangga, ikan bandeng dan cabai rawit.?
"Inflasi November 2017 terutama disebabkan oleh kenaikan harga komoditas angkutan udara. Andilnya mencapai 0,079 persen, disusul ikan cakalang (0,055 persen), beras (0,052 persen), bahan bakar RT (0,051 persen) dan ikan bandeng (0,043 persen)," ujar dia.
Menurut Bambang, meski secara umum terjadi inflasi, tapi beberapa komoditas adapula ?yang mengalami penurunan harga. Di antaranya yakni tomat sayur (-0,092 persen), tomat buah (0,087 persen), emas perhiasan (0,066 persen), kacang panjang (0,022 persen) dan wortel (0,014 persen).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: