Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diplomat AS: Korea Utara Ancaman Terbesar Bagi Umat Manusia

Diplomat AS: Korea Utara Ancaman Terbesar Bagi Umat Manusia Kredit Foto: Antara/Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Korea Utara adalah ancaman terbesar bagi manusia saat ini dan China dan A.S. yang dapat menghentikannya, duta besar A.S. ke China mengatakan kepada CNBC.

"Apa yang terjadi dengan (Pyongyang) sekarang adalah tindakan ilegal dan agresif terkait dengan pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik, hal tersebut adalah ancaman terbesar bagi umat manusia saat ini," Duta Besar Terry Branstad mengatakan kepada CNBC di Beijing pada hari Rabu (6/12/2017).

Sementara itu, Duta Besar AS Branstad memuji China karena telah mengadopsi gerakan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mendapatkan lebih banyak sanksi yang akan dikenakan di Korea Utara, menyusul satu lagi uji coba rudal balistik oleh negara tersebut pekan lalu, dirinya juga mengatakan lebih banyak dapat dilakukan.

"Saya ingin memuji warga China atas perubahan yang telah mereka lakukan dalam tiga bulan terakhir, mereka mendukung kedua resolusi yang disahkan oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan saya yakin mereka bekerja keras untuk menerapkan sanksi tersebut," ujarnya.

"Tapi saya pikir masih ada lagi yang perlu dilakukan, kita perlu terus bekerja sama dan kita berbagi keyakinan bahwa kita perlu melakukan denuklirisasi di kawasan Semenanjung Korea, dan China dan Amerika Serikat dapat memainkan peran kunci dalam bekerja sama dengan dunia internasional."

Komentar Branstad datang setelah hubungan antara China dan A.S. tampak mencair menyusul kunjungan Presiden Donald Trump ke negara adidaya di Asia pada bulan November lalu.

Kunjungan tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan diplomatik seputar Semenanjung Korea dan perang kata-kata antara AS dan Korea Utara mengenai peluncuran rudal rezim Komunis Korea Utara dan pengembangan senjata nuklir.

Korea Utara telah berulang kali menolak sanksi dan peringatan internasional untuk tidak melanjutkan peluncuran rudal balistik dan uji coba senjata nuklir.

China terjebak di tengah karena merupakan sekutu tradisional Korea Utara dan juga merupakan mitra dagang terbesarnya dan tidak ingin melihat perubahan rezim di Korea Utara. Namun, hal itu juga ingin mempertahankan stabilitas di kawasan ini dan telah bosan dengan peringatan berulang terhadap peringatan perang untuk menghentikan uji misilnya.

Branstad menggemakan komentar Trump bahwa China harus memotong ekspor energinya ke Korea Utara untuk mendapatkan perhatian rezim tersebut.

"Minyak tentu salah satu hal yang kita percaya secara ekonomi bisa mendapatkan perhatian mereka (Korea Utara), dan mendapatkan perhatian mereka adalah apa yang perlu kita lakukan untuk meyakinkan mereka bahwa jalan yang mereka tempuh adalah jalan yang merusak yang tidak akan melindungi kepentingan Korea Utara, namun malah akan menyebabkan 'kematian' mereka," ungkapnya

"Mereka perlu kembali ke meja perundingan dengan mengatakan bahwa mereka tidak akan melakukan peluncuran rudal atau uji coba rudal lagi dan oleh karena itu ada kesempatan untuk mencoba menemukan solusi diplomatik untuk situasi berbahaya ini," pungkas dirinya memperingatkan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: