Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Genjot Pendapatan Premi, Prudential Indonesia Bidik Generasi Milenial

Genjot Pendapatan Premi, Prudential Indonesia Bidik Generasi Milenial Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Prudential life Assurance (Prudential Indonesia) mengakui generasi milenial saat ini gemar melakukan spending dan memenuhi kebutuhan akan gaya hidup. Trend ini menjadi peluang bagi perusahaan untuk mendulang customer baru.

Saat ini, penetrasi asuransi jiwa (baik investasi dan maupun unit link yang menggabungkan investasi dengan proteksi) di Indonesia masih tergolong rendah, di bawah 5 persen dari total 250 juta penduduk. Pelanggan asuransi jiwa individu juga baru mencapai 18 juta jiwa.

President Director Prudential Indonesia, Jens Reisch menyatakan meski kesadaran akan pentingnya asuransi jiwa sudah lebih baik dibanding 5 atau 10 tahun lalu berkat program JKN dan BPJS Kesehatan, namun generasi milenial yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia belum semuanya menggunakan layanan asuransi jiwa.??

?Potensinya masih sangat besar, saya lihat generasi sekarang perlu juga kita kasih kesadaran akan pentingnya saving, proteksi dan juga keselamatan. Sangat penting bagi kami untuk menjangkau semua level masyarakat,? kata dia kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Jumat (8/12/2017) malam.

Diakuinya, perusahaan terus memperkuat infrastruktur, agen distribusi dan melakukan transformasi dalam menjangkau konsumen lewat optimalisasi digital.

Inovasi produk terus dilakukan, termasuk PRUmedical network (perlindungan rawat inap) yang baru diluncurkan belum lama ini, melengkapi layanan yang terlebih dahulu hadir yakni PRUhospital friend sejak 2011 dan PRUhospital line.

"Jadi di industri ini kuncinya bagaimana kita dekat-dekat dengan konsumen. Saya lihat masyarakat di Indonesia sangat cepat mengikuti perubahan trend gaya hidup dan media sosial, untuk itu kami harus menyiapkan strategi komunikasi penawaran yang semakin relevan dengan mereka karena produk asuransi ini kan intangiable jadi kita harus berpikir bagaimana memaksimalkan transformasi digital ini,? kata Reisch.

Pada 2016 lalu, perusahaan membukukan pendapatan premi Rp26,5 triliun atau setara 16 persen total market share. Diakui Reisch, untuk tetap eksis di industri peransurian membutuhkan teamwork yang kuat.

"Kami tidak?bisa menang sendiri harusnya ada tim. Kita punya beberapa project departement yang saling bekerja sama, muda-tua, finance-marketing, wanita-pria sistemnya kolaborasi dan memang kerja sama itu satu kriteria penting. Saya sangat termotivasi dengan kemauan orang Indonesia untuk belajarnya itu sangat tinggi," kata Reisch.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: