Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos Yamaha: Ketersediaan Baterai Jadi Kunci Sukses Jualan Motor Listrik di Indonesia

Bos Yamaha: Ketersediaan Baterai Jadi Kunci Sukses Jualan Motor Listrik di Indonesia Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meski sudah memperkenalkan skuter otomatis (skutik) bertenaga listrik, e-Vino beberapa waktu lalu, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing mengakui menjual motor listrik di Indonesia bukanlah pekerjaan mudah.

Selain regulasi yang belum matang, tantangan lain adalah belum tersedianya infrastruktur untuk memproduksi baterai yang memadai.

President Director PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, Minoru Morumoto menyatakan meski perusahaan sudah memproduksi beberapa versi dan model motor listrik, unit pengendalian, itu saja tidak cukup untuk sukses memasarkan motor listrik secara komersiil di Indonesia.

?Menjual motor listrik di Indonesia tidak begitu mudah, yang utama kita harus membangun pabrik khususnya terkait baterai. Karena ini menjadi kunci kesuksesan penjualan motor listrik di Indonesia,? kata dia kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Jumat (8/12/2017) malam.

Selain itu, pihaknya juga tengah memantau regulasi terkait standardisasi baterai dan kendaraan listrik yang sedang disusun pemerintah.

"Peraturan pemerintah sendiri belum ada ketentuan yang pasti, kan. Draftnya kami sudah baca dari kementerian perindustrian terkait persyaratan spesifikasi baterai dan segala macam, tapi itu belum menjadi peraturan masih bersifat draft," tambah dia.

Sembari menunggu, Minoru memutuskan untuk melakukan tes pasar lewat produk e-Vino nya, selama beberapa bulan ke depan. Tes pasar dilakukan untuk mengetahui potensi, permintaan, dan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap motor berteknologi listrik.

Motor berteknologi listrik diakui hanya salah satu strategi perusahaan menempel kompetitor. Tidak kalah penting, perusahaan tengah berbenah untuk menjual motor-motornya sebagai sebuah produk, lewat jaringan dealer dan orang-orang terbaik.

Maklum, pabrikan berlambang garputala ini hanya menguasai 22 persen market share, masih jauh di bawah kompetitornya yang menguasai 75 persen.

"Tapi kita tidak akan pernah mencoba membuat produk dengan strategi perang harga. Kami menciptakan pasar dengan menjual brand. Dari internal, kami terus memperbaiki diri dengan menunjukan determinasi kepada staf, tidak terlalu terbawa emosi dan tetap bicaranya untuk yang masa depan (visioner),? kata Minoru.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: