Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Mega Tingkatkan Fee Based Income Lewat Digital

Bank Mega Tingkatkan Fee Based Income Lewat Digital Kredit Foto: Gito Adiputro Wiratno
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Mega Tbk mengakui kehadiran teknologi digital membuat persaingan di industri perbankan semakin ketat. Berbagai layanan yang semula hanya disediakan oleh bank, termasuk sistem pembayaran dan peer to peer lending kini sudah dilayani oleh perusahaan fintech.

President Director PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib mengatakan meski keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, lama kelamaan perusahaan fintech bisa unggul karena fleksibilitasnya jika tidak ditanggapi dengan serius.

?Saya lihat masing-masing ada kelebihannya ya. Bank itu kan soal kredibilitas saya rasa bank masih kuat di situ. Tapi fintech juga lebih kuat ke fleksibilitas atah kemudahan transaksi, Jadi nasabah akan memilah, transaksi yang lebih kecil atau simple mungkin mereka ke fintech,? kata dia kepada Warta Ekonomi di Jakarta? Jumat (8/12/2017).

Bisnis bank dalam melayani transaksi-transaksi besar nan rumit seperti kliring dan sebagainya dinilai belum akan terancam. Namun bank menurut Thayib tetap harus mengembangkan transformasi digitalnya demi terus melayani transaksi masyarakat yang sehari-harinya lebih sederhana.

?Kami mengembangkan transformasi digital lah agar gak terlalu kalah dengan fintech. Tantangannya bagaimana bisa fleksibel mengingat industri kami ini prosedur dan aturannya kan lebih ruwet dan tegas yah,? kata Thayib.

Tantangan lain, bank harus terus kreatif menyediakan layanan-layanan yang bisa meng genarate fee based income, seperti misalnya menjual produk unit link yang menggabungkan bank dengan asuransi, asuransi jiwa untuk kartu kredit, maupun produk investasi lainnya.

Hal ini mengingat pendapatan atau margin dari suku bunga akan menurun seiring keinginan pemerintah menurunkan suku bunga kredit menjadi single digit.

?Ke depan kompetisi dan tekanan itu kita lihat ada di margin dari suku bunga yang akan turun. Makanya kami mulai fokus meningkatkan fee based income, kita terus inovasi di sini,? kata Thayib.

Menurut dia, ada 3 kunci untuk tetap bertahan di industri perbankan, berjiwa enterpreneur, leadership yang mampu berinovasi, kreatif dan bekerja keras serta mampu mengeksekusi visi di lapangan, karena terkadang ini tidaklah mudah.

Thayib memperkirakan perusahaan mampu mencetak pertumbuhan kredit sekitar 16 persen tahun ini atau sekitar Rp33 triliun, di atas pertumbuhan industri yang saat ini mencapai 8,2 persen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: