Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lelucon Sakit Novanto yang Tidak Lucu

Lelucon Sakit Novanto yang Tidak Lucu Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Drama Setya Novanto di pengadilan tindak pidana korupsi yang memeragakan dirinya sakit adalah lelucon yang tidak lucu. Umpat netizen.

Publik seakan sudah bisa menebak bahwa mantan Ketua DPR Setya Novanto akan menderita sakit saat menjalani sidang perdana pembacaan dakwaan kasus dugaan tindak pidana korupsi pengadaan e-KTP di pengadilan Tindak Pdiana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (13/12/2017).

Gejala-gejala tersebut sudah terasa ketika kuasa hukum Setya Novanto,?Firman Wijaya, mengatakan bahwa kondisi klien masih belum stabil.

"Memang secara kondisinya beliau kan up and down ya. Jadi, saya tidak bisa memastikan sehat betul," ujarnya?di Jakarta sebelum sidang, Selasa (12/12/2017).

Meski sudah bisa menebak bahwa akan sakit, publik tetap saja merasa geram ketika melihat tingkah Setya Novanto di persidangan. Selama persidangan Novanto sama sekali tidak menjawab pertanyaan hakim. Ia hanya diam?dan sesekali terbatuk yang?memberi kesan dirinya sedang sakit.

"gila udah emang gilaa aktingnya gilaakkk . . Reza Rahadian mah cuma reremahan cireng kalo dibandingin papah," ujar akun?Galaxy 44.

"kalo gw ada disitu, gw samperin ke kursinya, gw bisikin.. : "MAN ROBBUKA?" ujar akun GHZN.

Penasihat hukum Setnov, Maqdir Ismail, meminta agar kondisi kesehatan kliennya diperiksa oleh dokter. Ia?menyampaikan?pihaknya sudah meminta agar Novanto diperiksa oleh dokter?RSPAD, tetapi tidak ada reaksi atas permohonan tersebut.

"Agar tidak terus menerus polemik, menurut pendapat kami sangat patut dan layak minta diperiksa oleh dokter RS yang lain," paparnya.

Sehat dan Layak Sidang

Jaksa Penuntut Umum KPK Irene Putri menegaskan bahwa berdasarkan pemeriksaan dokter Setya Novanto dalam kondisi sehat dan layak ikut sidang. Tiga dokter yang dihadirkan adalah dokter dari RSPAD dokter EM Yunir, dokter departemen neurologi RSCM Dono Antono, dan dokter dari bagian penyakit dalam divisi metabolik RSCM Freddy Sitorus.

"Kami yakin terdakwa sehat dan bisa disidang. Dokter Johanes dan dokter spesialis kami dan pemeriksaan akhir 08.50 WIB, bagi kami penuntut umum menunjukkan kebohongan oleh terdakwa," kata jaksa Irene.

Tim dokter juga menyampaikan kondisi kesehatan Setya Novanto terpantau bagus sehingga layak untuk mengikuti persidangan. Disampaikan, kondisi Novanto yang tidak bisa berbicara merupakan anomali karena?syaraf dalam kondisi baik yang terlihat dari kemampuannya bisa berjalan di persidangan.

"Kondisinya bagus, gula darah bagus, nadi bagus, dan bisa berkomunikasi. Kami sepakat bahwa beliau ini layak untuk bisa hadir di sini," paparnya.

Ketua Majelis Hakim Yanto sempat mempertanyakan sikap Novanto yang terus bungkam dan tidak merespons pertanyaan sama sekali. Ia mengatakan dirinya sempat melihat Novanto berbisik kepada penasihat hukum sehabis dari toilet.

"Skors kita cabut. Saya lihat tadi (Setya Novanto) bisa berbisik dan bisa mengangguk (kepada penasihat hukum)," sindirnya.

Akhirnya Buka Suara

Setya Novanto akhirnya buka suara di persidangan. Kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah keluhan bahwa dirinya sedang sakit dan tidak mendapatkan obat dari dokter.

"Saya 4-5 hari ini sakit, diare. Saya minta obat tidak dikasih sama dokter, saksinya ada," kata Setya Novanto akhirnya membuka suara.

Jaksa Irene membantah?dokter tidak memberi obat kepada Novanto. Ia mengatakan Novanto juga berbohong ketika menyampaikan dirinya bolak-balik ke toilet sampai 20 kali. Berdasarkan laporan, Setya Novanto hanya ke toilet sebanyak dua kali.

"Laporan pengawal hanya dua kali, yaitu pk 23.00 dan 02.30 WIB," kata jaksa Irene.

"Baik saya coba lagi, nama lengkap saudara? Apakah betul Setya Novanto?" tanya hakim Yanto.

"Ya betul," jawab Setnov.

"Tempat lahir? Bandung?" tanya hakim Yanto.

"Di Jawa Timur," jawab Setnov.

"Umur 62 tahun, lahir 12 November 1955 betul?" tanya hakim Yanto.

"Betul," jawab Setnov.

"Agamanya Islam?" tanya hakim Yanto.

"Uhuk, uhuk, uhuk," jawab Setnov hanya terbatuk-batuk.

"Pekerjaan? Ketua DPR atau mantan ketua fraksi partai Golkar? Dengar terdakwa? pendidikan S1 betul?" tanya hakim Yanto dan direspons hanya dengan anggukan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: