Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Amartha Tawarkan Peluang Investasi P2P Micro Lending yang Aman dan Menguntungkan

Amartha Tawarkan Peluang Investasi P2P Micro Lending yang Aman dan Menguntungkan Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bisnis start up financial technologi atau biasa disebut (Fintech) saat ini semakin populer. Selain memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan dana mudah, bisnis ini juga memberikan peluang untuk berinvestasi secara mudah. Anda tertarik, Amartha salah satu start up fintech yang sudah terdaftar di OJK ini bisa menjadi pilihan.

Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Amartha, Andi Taufan Garuda Putra mengungkapkan, sejak berdiri Amartha berkomitmen untuk menjadi penghubung para pengusaha mikro unbanked dengan para investor yang ingin menambah aset investasi di sektor yang lebih menguntungkan dan tentunya bernilai sosial. Amartha saat ini memiliki 70 ribu nasabah dan telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp200 miliar.

Para nasabah Amartha menurut Taufan para pengusaha mikro dari kalangan ibu-ibu yang memiliki usaha di rumah. Selama 7 tahun berdiri, Amartha berhasil mempertahankan tingkat gagal bayar yang sangat rendah. Hal ini disebabkan karena satu manajemen risiko yang unik, yakni menerapkan group lending system (pinjaman kelompok) yang memiliki mekanisme tanggung renteng jika ada salah satu anggotanya yang tidak membayar.

?Kelompok terdiri dari lima belas hingga dua puluh orang yang tinggal saling berdekatan,? ujar Taufan.

Perkembangan industri fintech P2P Lending, menurut Taufan diprediksi akan terus tumbuh sejalan dengan potensi pasar yang masih besar. Berdasarkan data dari lembaga riset Morgan Stanly, dana yang beredar secara P2P micro lending global akan mencapai US$140-490 miliar. Selain itu data laporan PwC Global Fintech 2017 menunjukkan sebanyak 82% atau mayoritas perusahaan jasa keuangan seperti bank dan asuransi berencana untuk meningkatkan kemitraan dengan Fintech dalam 3-5 tahun mendatang.

Anggota Dewan Komisiaris Amartha, Djamal Attamini mengatakan, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, mayoritas sebesar 49 juta UMKM dinilai masih unbanked dan membutuhkan akses permodalan. Melalui layanan fintech P2P micro lending para pengusaha mikro kecil dan menengah bisa mendapatkan akses keuangan berupa pinjaman dari investor.

Lebih lanjut Djamal mengatakan, selain menawarkan profit yang menarik, lebih tinggi dari layanan konvensional, Amartha juga mengupayakan agar para investor dapat merasakan transparansi dalam berinvestasi. Amartha mengembangkan sistem skor kredit berdasarkan pendekatan psikometri untuk menilai kelayakan calon peminjam dan mengetahui riwayat pinjaman mereka.

Skor kredit ini dapat dilihat oleh investor, sehingga mereka dapat memilih secara langsung calon peminjam yang akan didanai sesuai profil usaha dan mempertimbangkan risiko yang diambil. Selain itu angsuran juga dapat dipantau secara online dan imbal hasil yang tersedia dapat ditarik dengan mudah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: