Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Embusan Rencana Pembentukan Holding Energi Ganggu Kinerja Saham PGAS

Embusan Rencana Pembentukan Holding Energi Ganggu Kinerja Saham PGAS Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mendapat sentimen negatif dari adanya embusan kabar mengenai rencana pembentukan induk usaha energi. Sejak rencana itu mulai kencang diembuskan Kemenenterian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) tahun lalu, saham PGAS terhitung turun 42,6% sepanjang tahun.

Terkait hal tersebut, Head of Research Infinitum Advisory?Agustini Hamid menyampaikan, investor menghindari saham-saham yang memiliki banyak risiko pasar seperti risiko politik. Dalam hal ini, gerak PGAS terganggu oleh risiko tersebut.

"Saham komoditas seperti PGAS lebih terdampak dari risiko pasar, termasuk di dalamnya risiko politik yang tidak bisa investor hindari," katanya di Jakarta, Selasa (19/12/2017).

Menurutnya, risiko politik yang dimaksud, terkait dengan perubahan kebijakan terkait langsung dan tak langsung terhadap pendapatan PGAS dan akan berdampak harga sahamnya.

"Misalnya, Fraud di Laporan keuangan PGAS pada tahun lalu yang menurut saya bukan keinginan Manajemen, tapi lebih penyesuaian terhadap kebijakan pemerintah," terang dia.

Ia menjelaskan, bisnis usaha PGAS terdiri dari lini bisnis yakni transmisi dan distribusi. Hanya saja kedua bisnis tersebut terkait dengan kebijakan pemerintah. Hal itu akan berpengaruh pada operasional dan laporan keuangannya.

"Kalau laporan keuanganya terganggu, pasti akan berpengaruh pada sahamnya," kata dia.

Apalagi, rencana pemerintah akan mengalihkan saham milik pemerintah ke PT Pertamia, kata dia, akan menambah keraguan bagi investor. Pasalnya, PT Pertamina bukanlah perusahaan tersebut sehingga laporan keuangan calon induk usaha BUMN energi tersebut sulit didapat oleh investor.

"Kita (investor) tidak tahu laporan keuangan Pertamina seperti apa karena mereka bukan perusahaan publik," pungkas dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: