Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Manufaktur Serap 17 Juta Tenaga Kerja

Industri Manufaktur Serap 17 Juta Tenaga Kerja Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar mengatakan industri pengolahan nonmigas menyerap 17,01 juta tenaga kerja sepanjang tahun ini. Penyerapan tenaga kerja ini naik dibanding pada 2016 yang mencapai 15,54 juta orang.

"Semakin banyak tenaga kerja di bidang industri maka penggangguran akan semakin berkurang," katanya di Jakarta, Kamis (21/12/2017).

Haris menambahkan, sektor manufaktur memberikan kontribusi sebesar 14% dari total tenaga kerja sebanyak 124,5 juta orang. Sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja cukup banyak, antara lain industri makanan dan minuman lebih dari 3,3 juta orang, industri otomotif sekitar 3 juta orang, industri tekstil dan produk tekstil sebanyak 2,73 juta, serta industri furnitur berbahan baku kayu dan rotan nasional untuk tenaga kerja langsung dan tidak langsung mencapai 2,5 juta orang.? ?

Menurut Haris, tenaga kerja merupakan modal penting sebagai penggerak roda pembangunan nasional. Untuk itu, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidangnya sehingga mampu memacu industri semakin berdaya saing dalam menghadapi pasar bebas saat ini.

"Salah satu faktor utama yang dilihat investor ketika ingin menanamkan modalnya di Indonesia adalah kualitas tenaga kerja," ungkapnya.

Haris mengklaim tenaga kerja di sektor manufaktur saat ini cukup kompetitif. Hampir 60% sudah mempunyai sertifikasi. Menurut dia, industri saat ini membutuhkan tenaga kerja terampil sesuai perkembangan teknologi terkini.

Karena itu, Kementerian Perindustrian tengah fokus dalam pelaksanaan program pembangunan kompetensi SDM melalui pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan dengan industri.

"Kami juga telah melakukan pelatihan tenaga kerja industri dengan sistem 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja) serta penyelenggaraan politeknik atau akademi komunitas di kawasan industri dan wilayah pusat pertumbuhan industri (WPPI)," paparnya.

Berdasarkan data Asian Productivity Organization (APO), produktivitas tenaga kerja Indonesia di kawasan Asia Tenggara dinilai cukup baik dibanding dengan negara ASEAN lainnya seperti Filipina, Laos, Vietnam, Myanmar, dan Kamboja.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan akan terus meningkatkan kinerja industri padat karya berorientasi ekspor. Upaya yang telah dilakukan adalah mengusulkan agar sektor ini mendapatkan insentif fiskal berupa pemotongan pajak penghasilan yang digunakan untuk reinvestasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: