Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nilai Ekspor Ikan Olahan di Bali Meningkat Setiap Bulannya

Nilai Ekspor Ikan Olahan di Bali Meningkat Setiap Bulannya Kredit Foto: Antara/Rahmad
Warta Ekonomi, Denpasar -

Bali berhasil meraup devisa sebesar 1,341 juta dolar AS dari ekspor daging dan ikan olahan selama bulan Oktober 2017 atau meningkat 27.348 dolar AS (2,08 persen) dibanding bulan sebelumnya (September 2017) yang meraih 1,314 juta dolar AS.

"Namun dibanding dengan bulan yang sama tahun sebelumnya perolehan devisa tersebut merosot hingga 1,43 juta dolar AS, atau 51,67 persen karena pengapalan ikan olahan pada Oktober 2016 menghasilkan sebesar 2,77 juta dolar AS," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali I Gede Nyoman Subadri, di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan, ekspor daging dan ikan olahan itu mampu memberikan kontribusi sebesar 2,81 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 47,69 juta dolar AS selama bulan Oktober 2017, meningkat 2,72 juta dolar AS atau 6,05 persen dibanding September 2017 tercatat 44,63 juta dolar AS.

Sedangkan nilai ekspor Bali tersebut dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya terjadi penurunan 6,08 juta dolar AS atau 11,31 persen, karena Oktober 2016 pengapalan daging dan ikan olahan itu menghasilkan sebesar 53,77 juta dolar AS.

I Gede Nyoman Subadri menjelaskan, ekspor daging dan ikan olahan tersebut sebagian besar tujuan Amerika Serikat yang menyerap 93,64 persen dan sisanya 6,36 persen diserap oleh berbagai negara lainnya di belahan dunia, karena hasil industri skala rumah tangga sangat diminati konsumen mancanegara.

Selain itu, Bali juga mengekspor ikan dan udang ke pasaran luar negeri senilai 13,11 juta dolar AS selama bulan Oktober 2017, meningkat 2,01 juta dolar AS atau 18,10 persen dibanding bulan sebelumnya tercatat 11,10 juta dolar AS.

Perolehan devisa itu dibanding dengan bulan yang sama tahun sebelumnya juga meningkat sebesar 1.89 juta dolar AS atau 16,92 persen, karena September 2016 pengapalan ikan dan udang itu menghasilkan devisa sebesar 11,21 juta dolar AS.

Pasaran China menyerap paling banyak pengapalan ikan dan udang tersebut yang mencapai 26,83 persen, menyusul Amerika Serikat 26,29 persen, Jepang 16,81 persen, Vietnam 9,42 persen, Australia 3,84 persen, Singapura satu persen, Hong Kong 3,58 persen, Thailand 0,63 persen, Jerman 0,80 persen, dan Belanda 0,42 persen.

Sedangkan 10,36 persen sisanya diekspor ke berbagai negara lainnya di belahan dunia, mengingat ikan dan udang dari Bali sangat diminati konsumen mancanegara, ujar I Gede Nyoman Subadri.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: