Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

UMKM Indonesia Kekurangan Pendanaan Hingga Rp1000 Triliun Setiap Tahunnya

UMKM Indonesia Kekurangan Pendanaan Hingga Rp1000 Triliun Setiap Tahunnya Kredit Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berdasarkan data yang diperoleh dari Modalku.com, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia kekurangan pinjaman modal usaha untuk mengembangkan bisnis. Menurut data OJK, terdapat kebutuhan kredit bagi UMKM sebesar Rp1.700 triliun per tahun di Indonesia. Saat ini, lembaga keuangan yang ada hanya dapat memenuhi Rp700 triliun dari kebutuhan tersebut sehingga ada kekurangan pendanaan bagi UMKM sebesar Rp1.000 trilliun di Indonesia setiap tahun. Situasi ini tak hanya merugikan industri usaha kecil, tetapi juga melemahkan ekonomi negara.

Sementara itu, Studi Oliver Wyman dan Modalku menemukan bahwa kurangnya akses terhadap pinjaman bagi UMKM Indonesia yang ingin berkembang menyebabkan kerugian sebesar 14% dari total PDB nasional di tahun 2015. P2P lending dapat menjawab kebutuhan UMKM lokal dengan memperluas akses pinjaman modal usaha di Indonesia.

Untuk itu, platform peer-to-peer (P2P) lending yang mulai banyak di Indonesia, dapat menghubungkan UMKM berpotensi dan pencari alternatif investasi melalui pasar digital. Dengan mendanai pinjaman UMKM, pemberi pinjaman mendapatkan alternatif investasi dengan tingkat pengembalian hingga 35% per tahun.?Sementara?UMKM peminjam mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa agunan hingga Rp2 miliar dengan proses online yang mudah dan cepat.

Karena analisis kredit P2P lending fokus pada kesehatan usaha, bukan jaminan maka pinjaman P2P lending cocok bagi UMKM yang biasanya belum memiliki cukup aset. Tenor pinjaman yang pendek dan proses yang lebih cepat, dari aplikasi hingga pencairan pinjaman juga cocok dengan kebutuhan UMKM.

Melalui P2P lending, UMKM yang ingin berkembang dapat mulai mendapatkan pinjaman modal usaha dan membangun riwayat kredit. Semakin UMKM berkembang, mereka dapat mengakses lebih banyak produk keuangan, contohnya mendaftar untuk pinjaman bank. Kemajuan UMKM serta keberadaan industri P2P lending dan perbankan yang komplementer akan mendukung ekosistem keuangan yang sehat dan inklusif.

Di sisi lain, P2P lending juga menciptakan instrumen alternatif investasi yang mudah diakses sehingga layanan keuangan bagi masyarakat luas bertambah dan inklusi keuangan di Indonesia meningkat.

Chief Risk Officer Modalku Stefanus Warsito mengatakan bahwa kebutuhan pinjaman segmen UMKM di Indonesia sangat tinggi. "Saat ini industri perbankan sudah menyalurkan pinjaman kepada mereka dan kehadiran P2P lending akan menyediakan solusi pinjaman alternatif yang dapat membantu perkembangan bisnis UMKM. Dengan begitu, P2P lending menjadi komplemen bank dalam mendukung inklusi keuangan dan ekonomi Indonesia," katanya, Rabu (27/12/2017) di Jakarta.?

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: