Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Raja Salman-PM Turki Serukan Muslim Agar Bersatu untuk Palestina

Raja Salman-PM Turki Serukan Muslim Agar Bersatu untuk Palestina Kredit Foto: Reuters/Ammar Awad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perdana Menteri Turki dan raja Arab Saudi telah meminta dunia Islam untuk "bersatu" melawan sebuah keputusan AS untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Binali Yildirim dan Salman bin Abdulaziz "menekankan pentingnya status Yerusalem" dalam sebuah pertemuan di Riyadh pada hari Rabu, dirinya juga mengatakan bahwa dunia Muslim harus tetap bersatu untuk melindungi hak-hak "saudara" Palestina, menurut sebuah pernyataan dari kantor perdana menteri Turki. Baik Turki maupun Arab Saudi telah mengkritik keras keputusan Presiden AS Donald Trump.

Pengumuman Trump pada (6/12/2017) menimbulkan kecaman internasional yang meluas dan memicu demonstrasi di wilayah Palestina yang diduduki dan di kota-kota di Timur Tengah, Afrika Utara dan Asia.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebutnya "garis merah untuk umat Islam" dan mengancam akan memutuskan hubungan dengan Israel, sementara Raja Salman mengatakan "langkah berbahaya" tersebut dapat mengobarkan hasrat umat Islam di seluruh dunia.

Status Yerusalem sebagai tempat suci bagi umat Islam, Yahudi dan Kristen adalah salah satu isu utama dalam konflik Israel-Palestina yang abadi. Kedua belah pihak mengklaim kota itu sebagai ibu kota mereka. Mayoritas besar Majelis Umum PBB minggu lalu menentang ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya dari AS dan memilih untuk menyatakan jika keputusan Trump "batal demi hukum".

Yildirim dan Raja Salman sepakat bahwa resolusi 22 Desember merupakan "pesan kuat dari masyarakat internasional", menurut pernyataan Turki tersebut.

Kantor Berita milik negara Saudi SPA mengatakan Raja Salman dan Yildirim "meninjau hubungan bilateral antara kedua negara yang berarti terus meningkatkan hubungan kedua negara, dan perkembangan terakhir di wilayah ini". SPA kemudian tidak memberikan rincian tambahan, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Jumat (29/12/2017).

Kunjungan dua hari Yildirim terjadi di tengah tanda-tanda ketegangan dalam hubungan antara Ankara dan Riyadh.

Turki telah mencari hubungan yang lebih dekat dengan Iran, yang oleh Arab Saudi anggap sebagia saingan regional utamanya, dan juga mendukung Qatar selama blokade enam bulan yang diberlakukan terhadap negara Teluk oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir.

Galip Dalay, seorang analis yang berbasis di Istanbul, mengatakan bahwa pembicaraan Rabu antara Yildirim dan Raja Salman adalah upaya untuk "menciptakan suasana dialog daripada saling menuduh melalui media mengenai isu-isu tertentu".

Kedua negara menyadari status mereka sebagai sebuah kekuatan utama di kawasan ini dan menyadari "bahwa seseorang tidak dapat dengan mudah memulai pertengkaran dengan pihak lainnya," ungkap Galip, dengan menambahkan, "Kunjungan ini tidak akan menyelesaikan semua masalah, namun ini sebuah tanda niat baik daripada hanya menambah masalah .

"Jika kunjungan ini menghasilkan apapun, itu akan menjadi sebuah proses," pungkasnya.

Yildirim juga diperkirakan akan bertemu dengan Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman pada hari Rabu.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: