Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Telegram: Layanan Abad ke-19 Berakhir di Belgia

Telegram: Layanan Abad ke-19 Berakhir di Belgia Kredit Foto: Reuters/Jorge Dan Lopez
Warta Ekonomi, Jakarta -

Panggilan terakhir Titanic, sebuah pengumuman tentang penerbangan pertama yang sukses dan masuknya Amerika ke dalam Perang Dunia Pertama pada lebih dari satu kesempatan, telegram telah menjadi sejarah.

Sekarang akan tiba di akhir, di Belgia, salah satu negara terakhir yang menggunakan layanan pesan telegram.

Pesan terakhir akan dikirimkan pada 29 Desember 171 tahun setelah telegram listrik pertama negara itu dikirim dari sebuah jalur yang diletakkan di samping rel kereta yang menghubungkan Brussels dan Antwerp.

"Jika Anda bertanya kepada anak muda tentang hal itu, mereka tidak tahu apa itu telegram," tutur Jack Hamande, seorang anggota dewan eksekutif di Institut Pelayanan Pos dan Telekomunikasi Belgia atau the Belgian Institute for Postal Services and Telecommunications (BIPT).

"Orang suka mendapat respon instan, yang tidak seperti telegram," tuturnya, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Jumat (29/12/2017).

Penurunan telegram telah berlangsung cepat di dunia yang penuh oleh jaringan telepon, internet dan layanan pesan instan seperti Whatsapp, Viber, Facebook Messenger dan bahkan Telegram, sebuah aplikasi yang dinamai pendahulunya telah diluncurkan pada tahun 2013.

Baru-baru ini seperti tahun 1980an, lebih dari 1,5 juta telegram dikirim dan diterima per tahun di Belgia. Sekarang, kurang dari 9.000 telegram dikirim dalam 11 bulan pertama di tahun ini, menandai penurunan sebanyak 20 persen dari tahun 2016.

Di samping itu, dengan biaya naik menjadi 16 euro ($19) untuk pesan sebanyak 20 kata, telegram tersebut belum dapat bersaing dengan teknologi saat ini.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: