Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Butuh Dana Pembangunan Infrastruktur, Jokowi Klaim Punya Banyak Jurus

Butuh Dana Pembangunan Infrastruktur, Jokowi Klaim Punya Banyak Jurus Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dari awal telah mencanangkan program percepatan pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Guna merealisasikan program tersebut pemerintah pun membutuhkan dana yang tak sedikit. Diprediksikan untuk pembangunan selama 5 tahun dibutuhkan dana sebesar Rp5.600 triliun.

Presiden Jokowi mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan dana dengan merancang berbagai skema pendanaan yang salah satunya dilakukan melalui pasar modal. Pasalnya, pihaknya tak bisa hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tapi juga harus melibatkan swasta.?

"Mungkin nanti dengan cara lain, limited consestion scheme misalnya, ini juga baru akan kita kerjakan. Banyak sebenarnya. Jurusnya banyak," kata Jokowi di Jakarta, Jumat (29/12/2017).

Jokowi menyebutkan, dengan mengantongi kepercayaan dari investor karena telah melakukan perbaikan-perbaikan, pencarian dana melalui skema lain akan lebih mudah. Kepercayaan tersebut didapatkan mulai dari peringkat kemudahan berusaha (EoDB) yang melompat ke peringkat 72, peringkat surat utang negara menjadi investment grade dengan outlook stabil dari lembaga pemeringkat seperti Fitch, S&P, dan Moody's, serta ekonomi Indonesia yang berada di level 5%.

"Apalagi? Jangan, kalau orang melihat, waduh ini nanti pendanaan untuk infrastruktur seperti ini. Peluang untuk mendapatkan dana itu banyak sekali, kok. Karena apa? Kepercayaan yang diberikan dunia internasional kepada kita baik," jelas dia.

Salah satu bukti skema pembiayaan untuk infrastruktur milik Indonesia diminati yakni, Komodo Bond milik BUMN yang melantai di bursa saham London, Inggris.

"Yang jelas kita tidak mau rutinitas. Tidak mengandalkan APBN terus. Harus ada inovasi, seperti yang sudah dilakukan Komodo Bond di London. Yang dijual juga rupiah, bukan dolar. Saya kira ini yang sangat baik," tukasanya.?

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: