Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sektor Properti Tak Ada Kendala di Tahun Politik

Sektor Properti Tak Ada Kendala di Tahun Politik Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Bogor -

Kepala Ekonom PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk atau BTN Winang Budoyo menyatakan, sektor properti tidak akan mengalami kendala jelang memasuki tahun politik pada 2018 dan 2019 mendatang.

Apalagi kata dia, pemerintahan Joko Widodo sangat fokus terhadap pembangunan infrastruktur di berbagai daerah sehingga bisa menopang pertumbuhan bisnis perumahan pada tahun politik. Dengan demikian sektor properti diyakini akan tetap tumbuh dan memberikan kontribusi bagi perekonomian di tahun depan.

"Saya rasa ada baiknya kita lihat bagaimana Presiden Jokowi menunjukkan prestasinya. Dari 2015-2018 yang bisa ditunjukkan adalah proyek infrastruktur serta nawa cita ke-5, yakni perumahan. Program yang lain on progres mungkin belum dijalankan tapi program sejuta rumah saya rasa akan ditekankan di 2018," ujar Winang di Bogor belum lama ini.

Menurutnya, sektor perumahan di Indonesia masih memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan, lantaran masih tingginya backlog kebutuhan perumahan di Indonesia. Berbagai kebijakan baik dari pemerintah maupun regulator diharapkan mampu mendongkrak kinerja sektor perumahan di Indonesia pada tahun-tahun mendatang.

"Adanya dukungan pemerintah, bonus demografi, serta kebijakan relaksasi loan-to-value Bank Indonesia (LTV BI) terus mendorong pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) serta menjaga kualitas kredit," kata dia.

Dengan potensi besar tersebut, didukung melesatnya kinerja Bank BTN dalam Program Satu Juta Rumah, selama tiga tahun terakhir telah membuat harga saham BBTN melesat sebesar 191 persen. Kenaikan tersebut jauh meninggalkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tumbuh di level 19 persen untuk periode yang sama.

"Harga saham BBTN pada awal 2017 tercatat berada di posisi Rp1.740 dan terus melesat mencapai titik tertinggi di Rp3.350 pada 7 Desember 2017. Beberapa analis, menyebut target price bergerak di antara 3.300-4.000 dalam dua belas bulan ke depan. Potensi kenaikan harga BBTN masih terbuka lebar, apalagi melihat kondisi historis yang ada," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: