Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Istana Yordania Bantah Kabar Pemberhentian Pangeran

Istana Yordania Bantah Kabar Pemberhentian Pangeran Kredit Foto: Reuters/Satish Kumar
Warta Ekonomi, Amman -

Istana kerajaan Yordania memperingatkan akan mengambil tindakan hukum terhadap siapa pun penyebar yang dikatakannya kebohongan tentang keluarga berkuasa.

Langkah itu diambil hanya beberapa hari setelah Raja Abdullah memberhentikan tiga saudaranya dari jabatan tinggi di militer dalam perubahan besar.

Raja tersebut, sekutu gigih Amerika Serikat, mengatakan pada Selasa bahwa saudara laki-lakinya, Pangeran Ali dan Pangeran Faisal, serta sepupunya, Pangeran Talal, yang semua memiliki pangkat tinggi di militer, akan pensiun dari angkatan bersenjata.

Dia mengatakan bahwa langkah tersebut adalah bagian dari reorganisasi hierarki dan struktur angkatan bersenjata.

Pangeran Faisal adalah kepala angkatan udara dan wakil kepala staf, sementara Pangeran Ali bertahun-tahun bertanggung jawab atas pengawal kerajaan, yang bertanggung jawab atas perlindungan raja.

Talal Bin Mohammad, lulusan Universitas Sandhurst yang pernah bertugas di pasukan khusus elit, juga dipensiunkan. Mereka semua diberi promosi kehormatan.

Pernyataan istana pada Minggu mengatakan akan melakukan tindakan hukum terhadap orang-orang yang menyebarkan "kebohongan dan klaim palsu" di media sosial dan laman dalam jaringan dengan tujuan mendorong perpecahan antara keluarga kerajaan dan warga Yordania.

"Berita palsu yang beredar akhir-akhir ini ditujukan untuk meruntuhkan Yordania dan lembaganya," kata pernyataan tersebut.

Sumber tentara mengatakan bahwa tindakan raja tersebut didorong oleh keinginan untuk memberi contoh bahwa keluarga Hashemite yang memerintah tidak berada di atas hukum menjelang langkah yang diantisipasi untuk memensiunkan puluhan jenderal militer senior.

Raja Abdullah, yang merupakan komandan pasukan khusus elit, mengatakan bahwa rencana restrukturisasi tersebut bertujuan untuk menata kembali 120 ribu tentara yang kuat dengan memotong biaya dan menciptakan kekuatan yang lebih ramping dan efektif yang dilengkapi dengan baik untuk peperangan modern melawan kelompok teroris.

Kerajaan yang berbatasan dengan Irak di bagian timur dan Suriah di bagian utara dan Israel di bagian barat itu, secara relatif dapat terbebas tanpa cedera akibat kekacauan di sekitarnya.

Banyak petinggi militer diambil dari suku Jordania asli yang menjadi tulang punggung dukungan bagi keluarga kerajaan dan memainkan peran dominan dalam tentara dan pemerintahan.

Rakyat Yordania memandang keluarga kerajaan sebagai kelompok pemersatu, yang mempersatukan negara tempat sebagian besar rakyatnya adalah bangsa Palestina, yang menetap setelah perang berkelanjutan Arab dan Israel, yang menempatkan kerajaan itu di pusat kemelut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Gito Adiputro Wiratno

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: