Pegadaian Bakal Terbitkan Obligasi di Kuartal I 2018

Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pegadaian (persero) menyatakan akan menerbitkan surat utang atau obligasi sebesar Rp3,9 triliun di tahun 2018. Sebelumnya, tahun lalu perseroan juga telah menerbitkan obligasi sebesar Rp2,5 triliun.

Direktur Utama Pegadaian Sunarso mengatakan, pihaknya berencana akan menerbitkan obligasi pada Maret 2017. "Kita akan terbitkan obligasi Rp3,9 triliun di kuartal pertama mungkin Maret 2018, tunggu prosesnya dulu," ujar Sunarso di sela acara Ramah Tamah OJK Tahun 2018 di kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Selasa (2/1/2018).

Lebih jauh, dijelaskan bahwa dana hasil obligasi tersebut akan digunakan untuk perkembangan bisnis perseroan di tahun ini.

"Untuk pengembangan usaha, kemudian kredit program yang bunga murah karena bunganya murah, jadi kita harus nyari pndanaan yang murah juga," tuturnya.

Asal tahu saja, Pegadaian menargetkan laba bersih pada 2018 sebesar Rp2,7 triliun, melonjak 7,14 persen dari 2017 yang diperkirakan mencapai Rp2,52 triliun.

Strategi utama yang dilakukan Pegadaian dalam menghadapi 2018 meliputi pelaksanaan pengembangan kanal distribusi melalui agen Pegadaian, melaksanakan transformasi produk, dan layanan berbasis digital.

Selanjutnya, Pegadaian akan mengoptimalkan tenaga bisnis proses outsourcing untuk meningkatkan penjualan, penataan outlet, optimalisasi penyediaan gudang barang jaminan, serta membangun infrastruktur teknologi informasi untuk mendukung kanal distribusi dan jasa digital.

Adapun dalam tiga tahun terakhir jumlah nasabah Pegadaian juga terus meningkat dari 7,6 juta di 2015, melonjak 24,5 persen menjadi 9,5 juta di 2017, dan diproyeksikan akan menjadi 11,5 juta pada 2018.

Sementara per kuartal III/2017, perseroan berhasil menyalurkan kredit kepada masyarakat sebesar Rp105 triliun ditargetkan mencapai Rp142 triliun pada 2018.

Pada 2018, Pegadaian juga menargetkan total aset mencapai Rp57,4 triliun, naik Rp7,1 triliun dibanding perkiraan 2017. Sementara itu, total ekuitas ditargetkan mencapai Rp19,9 triliun, naik dari sebelumnya Rp1,7 triliun.