Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mensos Klaim Rastra dan PKH Mampu Turunkan Kemiskinan

Mensos Klaim Rastra dan PKH Mampu Turunkan Kemiskinan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Program Keluarga Harapan (PKH) dan Beras Sejahtera (Rastra) yang digulirkan pemerintah melalui Kementerian Sosial diklaim efektif menurunkan angka kemiskinan dan ketimpangan. 

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga September 2017 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 26,58 juta orang atau 10,12% dari total jumlah penduduk. Artinya, jumlah tersebut berkurang sebesar 1,19 juta orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2017 yang sebesar 27,77 juta orang (10,64%).

Sementara tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh Gini Ratio, pada September 2017 berada di posisi 0,391. Angka ini menurun sebesar 0,002 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2017 yang sebesar 0,393. 

"Jika hitungannya year to year (September 2016) sebesar 0,394 maka terjadi penurunan sebesar 0,003 poin," ungkap Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Jakarta, Rabu (3/1/2018). 

Khofifah mengatakan, data BPS tersebut menjadi bukti efektivitas program yang sempat diragukan banyak pihak dalam mengatasi persoalan kemiskinan di Indonesia. Terlebih program PKH sendiri merupakan model kebijakan penanggulangan kemiskinan yang menggunakan perspektif pemberdayaan perempuan.

"Nantinya data BPS ini menjadi acuan dan referensi bagi seluruh Kementerian/Lembaga dan juga Pemerintah Daerah dalam melakukan intervensi penanganan kemiskinan," tegasnya.

Dengan capaian tersebut, lanjut Khofifah, pihaknya semakin optimistis dengan target penurunan angka kemiskinan menjadi single digit. Seperti diketahui, pemerintah menargetkan tingkat kemiskinan dalam RAPBN 2018 ditargetkan sebesar 9,5-10% atau turun dari 2017 yang dipatok 10,5%.

"Di tahun 2017 kami melakukan revolusi bantuan sosial dengan mengubah sistem tunai menjadi nontunai melalui kerja sama dengan himpunan bank negara. Nah, di 2018 ini, kami yakin perluasan penerima bansos no tunai dari 6 juta menjadi 10 juta keluarga penerima manfaat dapat semakin menekan angka kemiskinan dan gini ratio," tuturnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: