Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kawasan Jakarta Timur Jadi Komoditi Panas Bisnis Properti

Kawasan Jakarta Timur Jadi Komoditi Panas Bisnis Properti Kredit Foto: Antara/Adeng Bustomi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengembang Sinar Mas Land menyatakan bahwa potensi pasar hunian yang terbesar di kawasan DKI Jakarta dan sekitarnya pada saat ini terletak di sebelah timur ibukota. "Potensi pasar hunian di koridor timur Jakarta adalah yang akan berkembang paling pesat saat ini," kata CEO Strategic Development & Services Sinar Mas Land Ishak Chandra, Kamis.

Menurut dia, hal tersebut karena harga tanah di area Jakarta Selatan, Pusat dan Barat sudah tinggi tingkat kenaikannya, dengan tren hunian yang lebih cenderung vertikal. Secara nasional, Bank Indonesia melalui surveinya mencatat bahwa harga properti residensial (tempat tinggal) naik 3,32 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada triwulan III 2017 karena kenaikan upah pekerja dan harga bahan bangunan.

Kenaikan harga properti hingga kuartal III 2017 ini lebih pesat dibandingkan periode sama tahun lalu yang pertumbuhannya hanya sebesar 3,17 persen (yoy), menurut Survei Harga Properti Residensial kuartal III diumumkan di Jakarta pada Senin (13/11). Dengan begitu, indeks harga porperti residensial di paruh ketiga ini sebesar 200,26 poin atau jika dibandingkan kuartal II 2017 naik 0,50 persen.

Survei properti ini dilakukan terhadap para pengembang proyek perumahan di 14 kota di Indonesia, yakni Jabodebek dan Banten, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Manado, Makasar, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Bandar Lampung, Palembang, Padang dan Medan.

Bank sentral mencatat kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah, terutama rumah tipe kecil yang jika dilihat secara tahunan , naik 5,73 persen (yoy). Sementara harga rumah tipe menengah naik 2,97 persen (yoy) dan tipe besar naik 1,51 persen (yoy).

Sementara volume penjualan properti residensial juga naik 2,58 persen (qtq) walaupun masih melambat jika dibandingkan kuartal II 2017 yang sebesar 3,61 persen (qtq), antara lain karena terbatasnya permintaan terhadap rumah hunian dan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah yang masih tinggi.

Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Khalawi Abdul Hamid dalam sejumlah kesempatan mengatakan, penyediaan rumah memang harus terus disempurnakan mengingat merupakan kebutuhan dasar dan sangat strategis untuk meningkatkan kualitas bangsa. Hal tersebut, jelasnya, karena masih banyak warga yang belum memiliki tempat tinggal yang layak huni karena beragam kendala. Ia mengucapkan, upaya pemerintah telah dilakukan seperti menaikkan anggaran perumahan hingga lima kali lipat serta mempercepat perampungan regulasi terkait proses perizinan hingga pembiayaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: