Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

10 Negara Ini Langgar Kebebasan Agama Menurut AS

10 Negara Ini Langgar Kebebasan Agama Menurut AS Kredit Foto: Reuters/Jonathan Ernst
Warta Ekonomi, Jakarta -

Departemen Luar Negeri AS telah menetapkan 10 negara sebagai "negara-negara yang memiliki perhatian khusus" berdasarkan Undang-Undang Kebebasan Beragama Internasional, termasuk Korea Utara, Arab Saudi dan China.

Negara-negara yang ditunjuk kembali juga mencakup Eritrea, Iran, Myanmar, Sudan, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan. Negara-negara ini dituduh "terlibat dalam atau menoleransi pelanggaran kebebasan beragama yang mengerikan." Menurut Reuters, tindakan ini berlangsung pada 22 Desember.

Departemen Luar Negeri AS membuat sebutan tahunan ini sebagai cara untuk "mendorong negara lain untuk bergabung dengan A.S. dalam 'menegakkan standar tinggi tapi universal,'" menurut Deutsche Welle dari Jerman.

"Perlindungan kebebasan beragama sangat penting bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran," ungkap departemen tersebut dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari Newsweek, Jumat (5/1/2018).

"Penunjukan ini ditujukan untuk meningkatkan rasa hormat terhadap kebebasan beragama di negara-negara ini," tambahnya.

Dalam pernyataan yang sama, Departemen Luar Negeri menempatkan Pakistan pada daftar khusus terkait dengan "pelanggaran berat kebebasan beragama," yang datang hanya beberapa hari setelah pemerintah Trump membekukan bantuan keamanan ke Pakistan sampai Islamabad melakukan lebih banyak untuk memerangi terorisme, menurut Reuters.

Pakistan menanggapi keputusan administrasi Trump dengan mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan semaksimal mungkin untuk memerangi militan, dan meminta duta besar A.S. untuk menjelaskan sebuah cuitan oleh Trump di Twitter yang mengatakan bahwa Amerika Serikat seharusnya tidak memberikan bantuan ke Islamabad.

"Bukan hanya Pakistan yang kita bayar miliaran dolar, tapi juga banyak negara lain. Sebagai contoh, kita memberikan bantuan kepada orang-orang Palestina RATUSAN JUTAAN DOLLAR dalam setahun dan tidak mendapat apresiasi atau penghargaan," tulis presiden Trump.

"Mereka bahkan tidak ingin bernegosiasi soal perundingan damai," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: