Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tantangan PTS di Era Digital Disruption

Tantangan PTS di Era Digital Disruption Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Digitalisasi tidak hanya menyasar pada dunia bisnis, namun juga ke lingkup pendidikan. Mahasiswa yang lahir di era digital, memiliki budaya yang sangat berbeda dengan generasi yang lebih lama. Mereka dinilai memiliki akses terhadap informasi, jaringan yang lebih mendunia, dan mampu lebih update dari dosennya.

Hal tersebut diutarakan Rizal Ramli yang merupakan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman yang juga sebagai Dewan Penasihat APPERTI pada acara Seminar Nasional APPERTI, yang digelar di Universitas YARSI Jakarta, Jumat (5/1/2018).

"Mereka terbiasa berdialog menggunakan sosial media tanpa memandang orang lebih senior atau junior. Artinya, Perguruan Tinggi (PT) dan segala civitas akademiknya harus belajar untuk lebih demokratis, tidak feodal. Karena akan berhadapan dengan generasi yang tidak akan manut begitu saja," tutur Rizal.

Kemudian menurutnya, PT di lndonesia harus mulai tidak hanya terfokus pada formalitas, seperti akreditasi, atau sekadar mengejar angka sertifikasi dosen saja. Yang lebih utama adalah membangun budaya akademik. Tidak serta merta lndonesia akan masuk PT yang diakui dunia (World Class University) kalau budaya akademik tidak dibangun. Tidak bisa instan dan hanya masalah melengkapi dokumen saja.

"Benar, bahwa akan ada banyak pekerjaan yang mulao digantikan robot. Sebagai contoh di perusahaan Hewlett-Packard, resepsionisnya bukan lagi manusia, tapi robot, Namun pekerjaan-pekerjaan yang mengandung unsur kemanusiaan, membutuhkan kepedulian, kreativitas, inovasi, justru makin dibutuhkan. PT harus mendorong semua civitas akademiknya agar sadar hal ini," tambahnya.

Kini, bagi Rizal, untuk belajar di universitas terbaik di dunia sangatlah mudah. Aplikasi seperti Coursera, EdX memungkinkan siapapun mengambil kuliah dari universitas terbaik dunia, dengan kelas yang sangat berkualitas meski murah atau bahkan gratis. Untuk itu perlu adanya dorongan ke seluruh civitas akademik untuk memanfaatkan kesempatan baik tersebut. Selain untuk meng-update pengetahuan juga untuk berjejaring dengan akademisi di berbagai belahan dunia.

"Di zaman ini orang tidak perlu masuk perguruan tinggi kalau hanya mau belajar ilmu tertentu, bisa ikut kuliah di mana saja. Banyak kelas yang lebih berkualitas dari kelas di PT di dunia maya. Kalau mau kerja juga banyak keterampilan yang bisa dipelajari secara mandiri, artinya PT harus bisa menawarkan apa yang tidak bisa ditawarkan oleh pembelajaran-pembelajaran online tersebut," pungkas Rizal.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: