Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beras, Rokok, dan Perumahan Picu Kemiskinan di Sulsel

Beras, Rokok, dan Perumahan Picu Kemiskinan di Sulsel Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Makassar -
Jumlah penduduk miskin di Sulsel mengalami peningkatan periode September 2017. Beberapa komoditas memiliki andil besar terhadap meningkatnya angka kemiskinan. Dari kelompok makanan, komoditas beras dan rokok kretek filter memberikan sumbangsih terbesar. Adapun dari kelompok bukan makanan, komoditas perumahan memiliki andil terbesar.
 
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Nursam Salam, mengatakan garis kemiskinan atau GK terdiri dari dua komponen yakni garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makanan (GKBM). Dari situ, bisa diketahui andil GKM dan GKBM, termasuk tiap-tiap item komoditas terkait angka kemiskinan. Di Sulsel sendiri, peran GKM jauh lebih besar dibandingkan GKBM.
 
"Nah, komoditas makanan yang paling penting bagi penduduk miskin adalah beras, menyusul rokok kretek filter. Sedangkan komoditas bukan makanan yang paling penting bagi penduduk miskin adalah perumahan," kata Nursam, di Makassar. 
 
Berdasarkan data BPS, sumbangan pengeluaran beras terhadap GK, masing-masing 16,4 persen di perkotaan dan 21,99 persen di pedesaan. Selanjutnya, rokok kretek filter masing-masing memiliki andil 10,75 persen di perkotaan dan 13,74 persen di pedesaaan. Adapun sumbangan perumahan untuk GK, masing-masing 9,90 persen di perkotaan dan 9,12 persen di pedesaan. 
 
Secara umum, BPS mencatat peningkatan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulsel. Diketahui, jumlah penduduk miskin periode September mencapai 825,97 ribu jiwa atau setara 9,48 persen. Angka tersebut memang melonjak dibandingkan kondisi September 2016 maupun Maret 2017.
 
Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin di Sulsel terus bertambah hampir dalam dua tahun terakhir. Sempat terjadi penurunan angka kemiskinan pada September 2016, dimana hanya tercatat 796,81 ribu jiwa atau 9,24 persen. Namun, pada Maret 2017 terjadi lonjakan menjadi 813,07 ribu jiwa atau 9,38 persen dan terus berlanjut.
 
Nursam menyebut angka kemiskinan Sulsel pada periode September 2017 bukanlah yang terburuk. Jumlah penduduk miskin sempat menembus 864,51 ribu jiwa atau 10,12 persen pada September 2015. Kondisi tidak jauh lebih baik pernah dialami periode September 2013, dimana penduduk miskin capai 863,23 ribu jiwa atau 10,32 persen. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: