Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Alasan Iran Larang Bahasa Inggris Diajarkan di Sekolah Dasar

Ini Alasan Iran Larang Bahasa Inggris Diajarkan di Sekolah Dasar Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Iran melarang Bahasa Inggris untuk diajarkan di sekolah dasar, menurut seorang pejabat tinggi, setelah pemimpin Islam rezim tersebut memperingatkan bahwa mempelajari bahasa Amerika terlalu dini akan memicu "invasi budaya" peradaban Barat.

"Mengajar bahasa Inggris di sekolah dasar pemerintah dan non-pemerintah dalam kurikulum resmi bertentangan dengan peraturan perundang-undangan," ungkap Mehdi Navid-Adham, kepala dewan pendidikan tinggi negara bagian, kepada televisi pemerintah, menurut The Guardian.

"Anggapannya adalah bahwa dalam pendidikan dasar, adalah dasar bagi kebudayaan Iran diletakkan kepada para siswa," tambahnya, sebagaimana dikutip dari Fox News, Senin (8/1/2018).

Ajaran bahasa Inggris biasanya dimulai di Iran di sekolah menengah, pada usia 12 sampai 14, namun beberapa sekolah dasar di bawah usia tersebut juga memiliki kelas bahasa Inggris, menurut The Guardian. Beberapa anak juga menghadiri kelas privat bahasa setelah hari sekolah mereka, sementara anak-anak dari keluarga yang lebih terhormat yang menghadiri sekolah non-pemerintah juga menerima pengajaran bahasa Inggris.

Ayatollah Ali Khamenei selaku Pemimpin tertinggi Iran, yang memiliki keputusan akhir dalam semua isu di negara Iran, sebelumnya menyuarakan kemarahannya dan mengatakan dalam sebuah pidato kepada para guru, menurut The Guardian.

"Itu tidak berarti penolakan untuk belajar bahasa asing, tapi ini juga sebagai promosi budaya asing di negara ini dan di kalangan anak-anak, remaja dan remaja,"

Gelombang demonstrasi anti-pemerintah dimulai pada (28/12/2017) di Iran, telah memicu ketegangan antara pemerintah garis keras republik Islam dan penduduknya yang bosan.

Teheran telah bergerak cepat untuk memadamkan aksi demonstrasi 'besar' tersebut sejak "Gerakan Hijau" atau "Green Movement" 2009, kemudian memotong akses media sosial dan memobilisasi pasukan polisi dan militer untuk menghadapi demonstrasi yang menyebar luas. Pejabat Iran mengatakan 22 orang tewas dan lebih dari 1.000 orang ditangkap dalam demonstrasi yang menyebar ke lebih dari 80 kota dan kota pedesaan, menurut The Guardian.

Protes saat ini bisa sangat penting bagi masa depan Iran dan berfokus pada sejumlah isu. Salah satu motivasi untuk demonstrasi tersebut adalah diskriminasi yang dilembagakan terhadap etnis minoritas Iran dan kesulitan ekonomi yang membesar di wilayah Iran.

Presiden Donald Trump telah menyuarakan dorongan untuk demonstrasi anti-pemerintah. A.S. akan mengadakan pertemuan PBB pada hari Jumat. 'Paman Sam' menggambarkan aksi demonstrasi tersebut sebagai isu hak asasi manusia yang dapat meluas menjadi masalah internasional.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: