Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Begini Kondisi Awal Tahun di Kamp Pengungsian Rohingya

Begini Kondisi Awal Tahun di Kamp Pengungsian Rohingya Kredit Foto: ACT
Warta Ekonomi, Jakarta -

Suasana tenang kembali melingkupi sepanjang jalan raya yang berbatasan langsung dengan pesisir Pantai Cox’s Bazar. Pantai yang menjadi salah satu destinasi wisata utama di Bangladesh ini biasanya memang dipadati pada akhir pekan atau ketika ada perhelatan akbar berskala nasional. 

Seperti halnya perayaan tahun baru lalu, riuh kerumunan warga mulai terasa bahkan sejak siang hari menuju pergantian tahun. Gerimis yang hadir hingga penghujung malam tidak menggoyahkan turis-turis untuk menyaksikan semarak kembang api tahun baru di Pantai Cox’s Bazar.

Gempita tahun baru di Cox’s Bazar makin menampakkan 'dua sisi' kota pelabuhan tersebut. Semarak pelancong dan kesunyian kamp pengungsian ditunjukkan kota ini dalam radius tak kurang dari 20 km. Malam tahun baru, hanya rintik hujan yang meramaikan kompleks rumah mereka.

Becek dan lumpur menyambut hari baru para pengungsi Kamp Kutupalong di tahun 2018. Syuaib, pengungsi remaja yang tinggal di salah satu unit shelter ACT memulai hari pertama di tahun ini dengan mengunjungi lokasi pembangunan shelter ACT. Ia ingin membantu relawan konstruksi yang mungkin saja membutuhkan bantuannya.

"Tahun baru buat saya biasa saja. Tidak ada perayaan, hanya beraktivitas seperti di hari-hari lainnya saja," ujar Syuaib.

Selebrasi pergantian tahun baru juga tak terpikirkan oleh Imam, salah satu pengungsi lama di Kamp Kutupalong. Pergantian tahun Ia lewati tanpa sebuah perayaan, begitu pula dengan para pengungsi Rohingya pada umumnya.

"Para pengungsi di sini memang tidak terbiasa merayakan tahun baru. Bahkan waktu di Myanmar dulu, kami juga tidak bersorak menyambut tahun baru. Bukan tradisi kami," jelas Imam.

Awal tahun 2018, bukan semarak kembang api yang meramaikan kamp pengungsian di wilayah Kutupalong, Cox’s Bazar. Semarak yang lebih besar melingkupi area pemukiman para pengungsi baru di kamp pengungsian terbesar di Bangladesh itu. Semarak tersebut tergambar dari riuhnya aktivitas harian mereka, yang sudah mulai melupakan horor konflik pada akhir Agustus 2017 lalu.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: