Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akhirnya, Korea Selatan-Korea Utara Berdialog

Akhirnya, Korea Selatan-Korea Utara Berdialog Kredit Foto: Korea Pool/Yonhap Via Fox News
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pejabat senior dari Korea Utara dan Selatan memulai perundingan formal pertamanya pada hari ini setelah kurun waktu dua tahun bersitegang untuk membahas tentang kerja sama di Olimpiade Musim Dingin bulan depan di Korea Selatan dan bagaimana memperbaiki hubungan mereka yang telah lama tegang.

Perundingan di desa perbatasan Panmunjom diatur setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un baru-baru ini melakukan dorongan mendadak untuk meningkatkan hubungan dengan Korea Selatan dimana dunia internasional juga ikut mengawasi secara ketat setelah satu tahun ketegangan yang terus meningkat atas program nuklir dan rudal Korea Utara yang meluas.

"Saya pikir kita harus terlibat dalam pembicaraan ini dengan sungguh-sungguh, dengan tulus untuk memberi hadiah pertama Tahun Baru, hasil yang berharga (dari pembicaraan) ke negara Korea," ungkap Ri Son Gwon selaku kepala delegasi Korea Utara pada awal negosiasi, menurut rekaman media dari tempat tersebut, sebagaimana dikutip dari Fox News, Selasa (9/1/2018).

Para kritikus mengatakan terkait dengan pertemuan tersebut bahwa Kim mungkin berusaha untuk membagi Seoul dan Washington untuk melemahkan tekanan dan sanksi internasional, yang diperkuat setelah negaranya melakukan uji coba nuklir keenamnya dan meluncurkan tiga rudal balistik antarbenua yang notabene berkekuatan besar.

Presiden Donald Trump pada hari Sabtu menyatakan harapannya untuk sebuah kemajuan dari pembicaraan tersebut dan mengatakan bahwa dirinya terbuka untuk berbicara dengan Kim Jong Un. Namun, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley kemudian mengatakan bahwa pemerintahan A.S. tidak mengubah haluannya terkait dengan proses perundingan dengan Korea Utara, dengan mengatakan bahwa Kim pertama-tama harus menghentikan pengujian senjata untuk "jumlah waktu yang signifikan".

Dalam pidato Hari Tahun Baru, Kim mengatakan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk memperbaiki hubungan antar-Korea dan bahwa dirinya juga bersedia mengirim delegasi ke Pertandingan Musim Dingin 9-25 Februari di Pyeongchang, Korea Selatan. Kim juga mendesak Seoul untuk menghentikan latihan militer tahunannya dengan Washington, yang dirinya sebut sebagai sebuah latihan untuk sebuah upaya invasi, Kim menambahkan bahwa dia memiliki "tombol nuklir" di mejanya untuk meluncurkan rudal ke wilayah manapun di Amerika Serikat.

Presiden Korea Utara Moon Jae In, seorang liberal yang menyukai dialog dan percaya upaya tesebut sebagai cara untuk meredakan kebuntuan nuklir Korea Utara, menyambut baik niat Kim dan mengusulkan perundingan di desa perbatasan Panmunjom. Dengan cepat Kim menerima tawaran dari Moon. Pejabat Korea Selatan mengatakan fokus pertama mereka adalah pada kerja sama Olimpiade sebelum menghadapi masalah politik dan militer yang lebih ketat. Pemerintah Moon menginginkan Korea Utara untuk ambil bagian dalam Olimpiade sebagai cara untuk memperbaiki hubungan.

Trump menyetujui pekan lalu untuk menunda latihan militer musim semi mendatang dengan Korea Selatan sampai setelah Olimpiade. Menteri Pertahanan Jim Mattis menegaskan penundaan tersebut merupakan kebutuhan praktis untuk mengakomodasi Olimpiade, bukan sebuah isyarat politik.

Trump dan Kim saling jual retorika yang menjurus ke isu perang dan bahkan menghina secara lansgung satu sama lain pada tahun lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: