Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Begini Cerita Bos Ratu Prabu Energi tentang LRT

Begini Cerita Bos Ratu Prabu Energi tentang LRT Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) merupakan anak usaha PT Ratu Praba, perusahaan swasta yang berencana untuk membangun light rail transit (LRT) Jabodetabek sepanjang 400 kilometer (km) senilai US$30 miliar. Perseroan pun berangan-angan sudah bisa mulai melakukan pembangunan proyek LRT tersebut dalam jangka waktu satu setengah tahun ke depan atau selambat-lambatnya pada 2020. Hal ini disampaikan oleh Presiden Direktur PT Ratu Prabu Energi Tbk Burhanuddin Bur Maras saat ditemui Wartawan di Jakarta, Selasa (9/1/2018).

Dirinya pun menceritakan bahwa awal mula ide tersebut terbentuk itu lima tahun lalu. Pasalnya, kemacetan di Jabodetabek lima tahun lalu saja sudah sangat parah. Ia pun merasa apabila tidak ada solusi, kemacetan di Jabidetabek pun akan semakin memprihatinkan.

"Saya mulai mempelajari ini lima tahun yang lalu karena lima tahun yang lalu sudah cukup macet. Untuk Jakarta ini paling cocok apa. Katanya, paling cepat pembangunannya LRT," ujarnya.

Burhanuddin Bur Maras menyebutkan, dirinya sempat mempelajari pengaplikasian LRT di Amerika Serikat tepatnya di kota San Fransisco. Ia menyebutkan jika tarif LRT di sana sebesar US$1,5 per sekali jalan. Jika dihitung pulang-pergi,  para pengguna menghabiskan dana sebesar US$3 per hari.

"Saya pelajari kalau di AS San Fransisco ada LRT, saya hitung-hitung iseng, ini pendapatannya cukup besar. Seorang bayar US$3 sehari. Kalau ada 5 juta orang naik, itu 5 juta kali US$3 LRT itu US$15 juta. Aku dapat duit US$15 juta sehari. Kan banyak. Coba dikalikan sehari, kalau setahun berapa? Kalau US$15 juta sehari kali 365 sama dengan US$5,4 bilion setahun," ucapnya.

Seperti diketahui, emiten energi yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia ini telah menyatakan jika perseroan yang akan menggarap proyek LRT tersebut. Ia mengungkapkan, pada awalnya memang induk perusahaannya yakni PT Ratu Prabu. Namun, akhirnya diputuskan perseroan yang akan menggarap proyek itu.

"Ya memang akhirnya terhubung. Karena proses negosiasi, kan harus badan hukum yang benar. Ya itu Ratu Prabu Energi," ucapnya.

Perseroan pun telah menggandeng konsultan asal Amerika Serikat (AS) Bechtel Corporation untuk melakukan studi pembangunan LRT sepanjang 400 km tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: