Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonomi Asia Timur dan Pasifik Diproyeksi Tumbuh 6,2%

Ekonomi Asia Timur dan Pasifik Diproyeksi Tumbuh 6,2% Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik melambat menjadi 6,2% pada tahun ini atau lebih rendah dibandingkan tahun lalu sebesar 6,4%.

Presiden Kelompok Bank Dunia Jim Yong Kim mengatakan beberapa risiko eksternal dan domestik mempengaruhi proyeksi ini. Di antaranya perlambatan struktural yang terjadi di Tiongkok terlihat mengimbangi kenaikan siklis sederhana di wilayah lainnya.

"Risiko terhadap prospek menjadi lebih seimbang. Pertumbuhan yang lebih kuat dari perkiraan di antara negara maju dapat menyebabkan pertumbuhan yang lebih cepat dari perkiraan di kawasan ini," kata Jim dalam keterangan tulisnya, Kamis (11/1/2018).

Sementara itu, pada sisi negatifnya, meningkatnya tekanan geopolitik, meningkatnya proteksionisme global, pengetatan kondisi keuangan global yang tiba-tiba mendadak, dan perlambatan yang lebih tajam dari perkiraan di negara-negara besar, termasuk Tiongkok, menimbulkan risiko penurunan pada prospek regional.

"Pertumbuhan di Tiongkok diperkirakan akan mencapai 6,4% pada 2018 dari 6,8% pada 2017. Indonesia diperkirakan akan meningkat menjadi 5,3% pada 2018 dari 5,1% pada 2017," tambahnya.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi secara global diproyeksikan akan meningkat hingga 3,1% pada 2018.  Pertumbuhan ini jauh lebih kuat dari perkiraan akibat pemulihan berlanjut pada investasi, manufaktur, dan perdagangan.

Selain itu, negara-negara berkembang yang mengekspor komoditas juga mendapatkan keuntungan dari menguatnya harga komoditas. Namun, ini sebagian besar dilihat sebagai kemajuan jangka pendek. 

"Dalam jangka panjang, melambatnya potensi pertumbuhan, yaitu sebuah ukuran seberapa cepat sebuah ekonomi dapat berkembang ketika tenaga kerja dan modal dipekerjakan sepenuhnya, menempatkan risiko terhadap kemajuan dalam upaya perbaikan standar hidup, dan pengurangan kemiskinan diseluruh dunia," ucapnya.

Sementara itu, pertumbuhan negara maju diperkirakan akan turun sedikit menjadi 2,2% pada 2018. Karena bank sentral di berbagai negara secara bertahap menghapus akomodasi pascakrisis mereka dan saat kenaikan tingkat investasi mulai tidak terjadi. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: