Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Antisipasi Lonjakan Harga Beras, Bulog Sulselbar Gelar Operasi Pasar

Antisipasi Lonjakan Harga Beras, Bulog Sulselbar Gelar Operasi Pasar Kredit Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warta Ekonomi, Makassar -

Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulselbar menggelar operasi pasar untuk mengantisipasi lonjakan harga beras. Tahap awal, BUMN di bidang pangan itu melepas 100 ton beras ke sejumlah pasar tradisional, Jumat (12/1/2018). Pelepasan operasi pasar itu dipimpin oleh perwakilan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakni Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan, Kasan. 

Kasan menjelaskan operasi pasar dilakukan untuk mengantisipasi sekaligus penetrasi harga beras yang sempat melonjak. Operasi pasar merupakan kebijakan dari Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, yang akan berlangsung mulai 8 Januari hingga 31 Maret mendatang. Beras yang dijual selama operasi pasar merupakan jenis medium. Harganya dibanderol di bawah Harga Eceran Tertinggi. 

Khusus di Sulsel, Kasan menyebut harga beras terbilang stabil mengingat daerah ini merupakan produsen. Tapi, pihaknya tetap melakukan operasi pasar sebagai bentuk antisipasi terjadi gejolak harga. Nah, harga beras di Sulsel selama operasi pasar dijual di bawah HET. Bila HET beras dibanderol Rp9.450 per kilogram untuk wilayah Sulawesi, pihaknya memasarkan hanya dengan harga Rp9.000 per kilogram.

"Operasi pasar yang dilakukan kali ini juga berbeda dibandingkan sebelumnya, kami ingin memastikan bahwa beras itu benar-benar sampai ke pedagang eceran. Lalu, harganya pun di bawah HET, dimana ada gap sekitar Rp450," kata Kasan, seusai melepas sejumlah truk pengangkut beras di Gudang Bulog Sulselbar di Kota Makassar, Jumat (12/1/2018).

Kepala Divisi Perum Bulog Sulselbar, Dindin Syamsuddin, menambahkan pada dasarnya stok dan harga beras di wilayahnya terbilang aman, meski di daerah lain terjadi gejolak. Itu karena Sulsel merupakan daerah produsen beras. Bukan hanya memasok provinsi di Indonesia, tapi juga sejumlah negara tetangga. "Ya tapi tetap operasi pasar sebagai bentuk antisipasi," tuturnya. 

Dindin mengungkapkan tidak mematok target jumlah pasokan beras dalam operasi pasar yang berlangsung tiga bulan. Intinya, sambung dia, berapapun kebutuhan masyarakat akan dipenuhinya. Lagi pula, Sulsel selalu mengalami surplus dan malah mengirim beras ke provinsi lain di seluruh Indonesia.

"Jadi intinya, berapapun kebutuhan kami siap pasok, asal memang benar-benar kebutuhan masyarakat," tutup dia.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: