Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Naik, Harga Beras Sulsel Terendah di Indonesia

Meski Naik, Harga Beras Sulsel Terendah di Indonesia Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Makassar -

Lonjakan harga beras terjadi di seluruh daerah di Indonesia. Tidak terkecuali di Sulsel yang notabene berstatus lumbung beras. Meski terjadi kenaikan, harga beras masih terbilang stabil dan terkendali. Rata-rata harga beras di Sulsel bahkan masih salah satu yang terendah di Indonesia alias berada di bawah harga eceran tertinggi atau HET. 

Masih relatif stabilnya harga beras terbukti saat Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo melakukan peninjauan di Pasar Terong dan Pasar Pabaeng-baeng. Harga beras masih ada yang dibanderol Rp9.145 per kilogram. Bahkan, untuk beras Bulog dalam rangka operasi pasar dijual Rp9.000 per kilogram. Adapun HET beras untuk wilayah Sulsel berkisar Rp9.450 per kilogram. 

Salah seorang pedagang di Pasar Pabaeng-baeng, Muhammad Thamrin, mengaku adanya kenaikan harga beras di pasaran. Itu terjadi akibat faktor cuaca yang mengakibatkan pasokan terkadang terlambat sampai. Kisaran harga beras kini mencapai Rp9.000-13.000 per kilogram, padahal sebelumnya berada pada rentang Rp7.000-10.000 per kilogram.

"Beras medium Rp7.000 per liter, Rp9.000 per kilogram. Harga sedikit naik dari beberapa bulan lalu karena faktor cuaca, namun stok beras tersedia," kata Thamrin sembari menyebut pihaknya masih menyediakan beras yang dijual di bawah HET. 

Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, bicara soal beras, stok di wilayahnya masih melimpah. Tercatat ada 82 ribu ton beras di gudang-gudang Bulog Sulselbar. Jumlah itu berarti tingkat ketahanan pangan untuk komoditas beras di wilayahnya dipastikan aman hingga 20 bulan mendatang. Untuk itu, pihaknya berencana mengirim kelebihan beras ke provinsi lain.

Pemprov Sulsel, Gubernur Syahrul melanjutkan, siap mendukung Kemendag dalam memasok beras medium ke-33 provinsi lain. Setidaknya, Sulsel akan menyiapkan 33 ribu ton yang artinya tiap provinsi akan kebagian 1.000 ton. Di samping itu, Sulsel juga masih melayani permintaan beras dari sejumlah daerah, seperti Jakarta, Ambon, Bali, Aceh, dan lainnya. 

Kepala Divisi Perum Bulog Sulselbar, Dindin Syamsuddin, sebelumnya menyatakan kenaikan harga beras memang terjadi pada segelintir daerah di wilayahnya. Contohnya di Pasar Lakessi, Kota Parepare. Namun, Bulog bersama instansi terkait telah melakukan langkah penanggulangan dengan menggelar operasi pasar. 

Menurut Dindin, rata-rata harga beras di Sulsel masih relatif stabil dengan pasokan yang aman. Diharapkan, melalui operasi pasar yang berlangsung mulai 8 Januari hingga 31 Maret, pihaknya bisa menjamin stabilitas harga di pasaran.

"Rata-rata harga beras kita masih di bawah HET kok. Memang ada beberapa daerah (mengalami kenaikan harga beras), tapi masih terkendali," ucapnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: