Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Komentar yang Dilaporkan Dikeluarkan Trump Sulut Kemarahan di Afrika

Komentar yang Dilaporkan Dikeluarkan Trump Sulut Kemarahan di Afrika Kredit Foto: Reuters/Yuri Gripas
Warta Ekonomi, Addis Ababa, Ethiopia -

Komentar kasar yang dilaporkan dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump telah menyulut kemarahan di seluruh Afrika.

Trump dilaporkan menggunakan kata "lubang kotoran" untuk menggambarkan negara Afrika, Haiti, dan El Salvador saat membahas masalah imigran dengan anggota parlemen AS pada Kamis (11/1/2018).

Ketika berbicara dengan Xinhua--yang dipantau di Jakarta, Sabtu (13/1/2018) malam, Abebe Ayente, peneliti senior di Kajian Strategis Hubungan Luar Negeri Ethiopia (EFRSS)--satu kelompok pemikir lokal, mengatakan komentar itu akan makin mengikis pengaruh AS di kancah global.

Trump mengeluarkan satu pernyataan pada Jumat (12/1/2018) yang membantah kata-kata kasar yang dilaporkan dikeluarkannya meskipun ia mengaku bahwa ia menggunakan bahasa yang keras dalam pembahasan Kamis (11/1/2018).

Pernyataan yang diduga dikeluarkan Trump telah mengakibatkan kemarahan di seluruh dunia dan para pejabat di negara Afrika, Eropa, dan Amerika Latin serta PBB menyampaikan pengutukan serta memanggil diplomat AS untuk mengajukan protes.

Ayente mengatakan kata-kata tak diplomatis yang digunakan oleh Presiden AS tersebut yang mengejutkan masyarakat diplomatik di seluruh dunia tampaknya akan memiliki dampak jangka-panjang.

Uni Afrika (AU) mengeluarkan pernyataan pada Jumat (12/1/2018) malam yang menyebut pernyataan yang dilaporkan dikeluarkan oleh Trump sebagai membuat geram dan menyakitkan.

"Meskipun menyampaikan keterkejutan, kecemasan dan kemarahan, Uni Afrika sangat percaya ada salah pengertian yang sangat besar mengenai Benua Afrika dan rakyatnya oleh pemerintah saat ini. Ada keperluan serius bagi dialog antara Pemerintah AS dan negara Afrika," kata pernyataan AU.

Pernyataan tersebut juga menyeru Presiden AS agar mengeluarkan permintaan maaf bagi pernyataan yang menyakitkan bukan hanya buat rakyat Afrika tapi juga untuk seluruh dunia.

"Uni Afrika mengutuk pernyataan itu dengan sekeras-kerasnya dan menuntut pencabutan komentar tersebut serta permintaan maaf bukan hanya buat rakyat Afrika tapi juga kepada seluruh orang keturunan Afrika di seluruh dunia," tambah pernyataan AU tersebut.

Namun, karena menyadari AS masih merupakan kekuatan ekonomi dan militer tangguh, pernyataan AU itu menyerukan kemitraan strategis yang berlanjut dengan AS.

Pernyataan tersebut menekankan bahwa kemitraan semacam itu mesti dilandasi atas penghormatan timbal-balik dan penerimaan semua prinsip internasional mengenai martabat dasar manusia.

Wanita Juru Bicara AU Ebba Kalondo memberi contoh peran AS dalam perdagangan budak Atlantik, mengenai betapa negara Afrika yang Trump gambarkan dengan istilah yang bersifat menghina dieksploitasi dengan cara memalukan.

Ia menambahkan pernyataan tersebut terutama tidak menguntungkan karena datang dari seorang pemimpin negara yang menggambarkan dirinya sebagai contoh global mengenai negara migran yang berhasil.

Pemerintah Botswana pada Jumat (12/1/2018) mengutuk pernyataan meremehkan yang dilaporkan dikeluarkan oleh Trump mengenai negara berkembang, dan menyeru Masyarakat Pembangunan Afrika Selatan (IGAD), Uni Afrika dan semua bangsa lain yang progresif di seluruh dunia agar dengan keras mengutuk pernyataan itu.

Di Afrika Selatan, seorang pejabat senior Kongres Nasional Afrika (ANC), yang memerintah, mengatakan Trump "sangat menghina" ketika ia menggunakan istilah "negara lubang kotoran" untuk menggambarkan negara berkembang.

Negara berkembang memang menghadapi kesulitan, tapi mereka bukan "negara lubang kotoran", kata Wakil Sekretaris Jenderal ANC Jessie Duarte, yang menyebut pernyataan Trump sebagai "disayangkan".

"Negara kami bukan negara lubang kotoran, dan Haiti juga bukan atau negara lain mana pun yang sedang menghadapi tekanan," katanya.

Amerika Serikat sendiri memiliki masalahnya sendiri seperti pengangguran di kalangan jutaan orang, ketidak-setaraan, dan tak ada akses ke perawatan kesehatan buat banyak orang miskin, kata Duarte. (FNH/Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: