Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Serba-Serbi Pilgub Jatim 2018 (Bagian 2)

Serba-Serbi Pilgub Jatim 2018 (Bagian 2) Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam surat mandat tersebut tertulis sejumlah klarifikasi dan keterangan dari Anas terkait polemik yang terjadi menjelang Pilkada Jatim.

"Demi tanggung jawab saya kepada masyarakat, bahwa menjadi pemimpin itu harus amanah, juga demi terwujudnya program-program kerakyatan partai dalam pembangunan untuk menyejahterakan rakyat Jatim, maka saya memberikan kembali mandat penugasan sebagai Cawagub Jatim ke partai," katanya.

Pilih Puti Dampingi Gus Ipul Petinggi PDI Perjuangan pada hari terakhir pendaftaran pasangan calon ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur, 10 Januari 2018, membuat keputusan menggantikan Abdullah Azwar Anas dengan Puti Guntur Soekarno.

Alasannya, selama ini cucu Presiden RI pertama, Bung Karno, itu dikenal sebagai kader PDI Perjuangan sekaligus anggota DPR RI mewakili Daerah Pemilihan X Jawa Barat. Beberapa waktu lalu, nama putri Guntur Soekarno Putra itu juga sempat disebut-sebut namanya sebagai bakal calon gubernur di Pilkada Jawa Barat 2018.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menambahkan penunjukan Puti telah melalui pertimbangan matang, termasuk mempertimbangkan masukan para kiai, keluarga besar Nadhlatul Ulama (NU), serta Gus Ipul selaku bakal cagub. Begitu juga berdasar pada hasil pembicaraan PDIP dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar selaku partai politik koalisi.

Bersamaan dipilihnya nama Puti, bertambah dua partai politik yang mengusung nama Gus Ipul-Puti di Pilkada Jatim, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Pasangan ini diusung gabungan empat partai politik dengan total 58 kursi, yakni PKB (20 kursi), PDI Perjuangan (19 kursi), PKS (6 kursi) serta Partai Gerindra (13 kursi).

Khofifah-Emil Satu lagi adalah Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak yang diusung gabungan enam partai dengan total 42 kursi, yakni Partai Demokrat (13 kursi), Partai Golkar (11 kursi), PPP (5 kursi), PAN (7 kursi), Partai NasDem (4 kursi) dan Partai Hanura (2 kursi), ditambah dukungan PKPI (non-parlemen).

Khofifah pada sejumlah kesempatan menyatakan program-program yang ditawarkan dalam visi misinya akan melalui berbagai proses yang tidak akan pernah mencapai final. Saat ini Khofifah yang berpasangan dengan Bakal Calon Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, sedang menajamkan "breakdown" program visi misi, yang disebutnya sebagai navigasi program.

"Karena program visi misi itu harus lebih membumi, menjawab kebutuhan, dan mencapai progresivitas masyarakat Jawa Timur," katanya.

Karena itulah ia menggandeng berbagai pakar atau ahli di masing-masing bidang untuk menavigasi berbagai programnya. Semisal untuk menajamkan vokasi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), supaya matching dengan kebutuhan dunia kerja, Khofifah perlu bertemu beberapa kenalannya yang telah berpengalaman membangun jaringan magang di dalam maupun luar negeri.

Begitu juga untuk lebih menajamkan pelayanan kesehatan rumah sakit di Jawa Timur sebagai "Top Referal" dari layanan masyarakat Indonesia Timur sehingga perlu kumpulkan para ahli di bidangnya untuk menyiapkan aparat medik agar siap mendedikasikan dirinya dari sekadar melayani masyarakat Jatim. Dia menjelaskan navigasi program yang disampaikannya tidak akan pernah mencapai final dan semuanya akan berproses karena dinamika masyarakat selalu membutuhkan antisipasi serta yang lebih komprehensif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: