Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gubernur Syahrul: Sulsel Mulai Panen pada 17 Januari

Gubernur Syahrul: Sulsel Mulai Panen pada 17 Januari Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, menjamin kebutuhan beras di wilayahnya aman. Stok beras sebesar 82 ribu ton yang tersebar di gudang-gudang Bulog Sulselbar jauh melampaui kebutuhan masyarakat. Untuk itu, pihaknya berniat mengirimkan bantuan ke provinsi lain yang mengalami defisit. Pasalnya, kelangkaan pasokanlah yang memicu kenaikan harga beras.
 
Gubernur Syahrul menuturkan Sulsel tidak masalah bila harus memasok kebutuhan beras seluruh provinsi di Indonesia. Toh, tidak lama lagi, sejumlah kabupaten/kota mulai melakukan panen pada 17 Januari. Setidaknya ada empat daerah yang akan panen awal yaitu Bone, Soppeng, Wajo dan Luwu dengan luas lahan 350 hektar. Diperkirakan total produksi beras dari daerah-daerah itu mencapai 1.500 ton.
 
"Sulsel punya persiapan beras 82 ribu ton, angkut saja ke provinsi lain, asal ada perintah presiden, ambil saja di sini dulu. Toh, Sulsel pada 17 Januari mulai panen awal di Bone, Soppeng, Wajo dan Luwu," kata Gubernur Syahrul, di sela peninjauan stok beras di Gudang Bulog Sulselbar, Jalan Urip Sumihardjo, Kota Makassar, kemarin.
 
Menurut dia, Sulsel terus berusaha mempertahankan predikat sebagai lumbung beras alias penyangga kebutuhan beras provinsi lain di Indonesia. Dari tahun ke tahun, produksi beras daerahnya pun semakin berlimpah. Teranyar, Sulsel mengalami surplus beras mencapai 2,6 juta ton dan telah dipasok ke hampir seluruh daerah di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. 
 
Lebih jauh, Gubernur Syahrul menyatakan harga beras di pasaran lingkup Sulsel masih terkendali. Bahkan, harga beras di Sulsel terendah di Indonesia. Buktinya, harga beras rata-rata dijual di bawah harga eceran tertinggi atau HET sebesar Rp9.450. Karena itu, pihaknya yakin lonjakan harga beras termasuk rencana kebijakan impor beras tidak berpengaruh di Sulsel. 
 
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia, Sumarjo Gatot Irianto, memuji harga dan kualitas beras di Sulsel yang sangat baik. Beras medium di pasar tradisional Kota Makassar setara dengan beras premium. Hebatnya, beras itu dibanderol di bawah HET. "Sulsel dua langkah maju di depan," puji dia.
 
Disinggung soal kebijakan impor beras dari Thailand dan Vietnam, Gatot enggan berkomentar. Toh, itu merupakan kebijakan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Adapun ia selaku Dirjen Tanaman Pangann hanya bertanggungjawab ihwal produksi dan mutu. Yang perlu dibenahi, lanjut ia, memastikan tatkala musim panen raya tiba, harga beras tidak malah anjlok. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: