3 Strategi Pelaku Industri Manajemen Aset Hadapi Disrupsi Digital

Warta Ekonomi, Jakarta -

Industri pengelolaan aset merupakan salah satu dari banyak industri yang berada di tengah gelombang disrupsi digital. Gelombang disrupsi ini tidak bisa dihentikan sehingga pelaku industri perlu beradaptasi. Bagaimanakah cara pelaku industri manajemen aset beradaptasi menghadapi gelombang disrupsi digital? Inilah tiga strategi yang bisa dilakukan, yaitu

1. Kolaborasi

Institusi terkadang bereaksi terhadap gangguan industri dengan pola pikir defensif. Mereka melihat masa depan industri sebagai arena pertempuran antara incumbent dengan perusahaan baru. Tentu ini merupakan pola pikir keliru karena manajer aset harus mulai menjalin hubungan dengan pemain baru dalam menghadapi disrupsi.

Apabila hal tersebut terjalin tentu akan tercipta hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain. Hubungan tersebut memungkinkan perusahaan kecil menggunakan dataset dan sumber daya dari sebuah perusahaan besar. Adapun, manajer aset mendapatkan akses ke ide dan pengamatan terkini yang dapat membantu menginformasikan perubahan pada operasi bisnis.

2. Embrace Disruption

Semakin cepat manajer aset beradaptasi terhadap disrupsi digital maka akan semakin baik. Manajer aset harus benar-benar memahami bagaimana teknologi digunakan dan dibangun. Apabila pemahamanan ini dimiliki maka kita dapat menciptakan solusi secara real-time.

3. Changing Demographics of Investors

Manajer aset harus mulai menyasar investor masa depan, yakni para generasi milenial yang memiliki kesadaran penuh atas adanya disrupsi.

Generasi milenial menginginkan manajer aset dan bank menyediakan alat dengan kecepatan dan keamanan penuh, seperti yang dijanjikan oleh teknologi blockchain. Manajer aset yang cerdas akan menerapkan proses yang memungkinkan mereka semakin gesit dalam merespons dan menyesuaikan diri atas perubahan yang terjadi.