Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wali Kota Makassar Klaim Harga Beras Masih Terkendali

Wali Kota Makassar Klaim Harga Beras Masih Terkendali Kredit Foto: Pemkot Makassar
Warta Ekonomi, Makassar -
Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, mengklaim harga beras di wilayahnya masih relatif stabil dan terkendali. Buktinya, belum ada satu pun masyarakat yang mengeluhkan kenaikan harga beras. Harga komoditas pangan strategis itu bahkan masih ada yang dibanderol di bawah Harga Eceran Tertinggi atau HET.
 
"Makassar aman-aman saja kok. Biasanya kalau harga naik, maka masyarakat akan SMS saya. Semisal dulu cabai, daging dan telur, itu masyarakat langsung sampaikan (soal kenaikan harga) karena saya ini selalu terbuka. Tapi, ini sama sekali belum ada yang SMS soal kenaikan harga beras," kata Danny-sapaan akrab Ramdhan Pomanto, di Makassar. 
 
Menurut Danny, bila harga beras memang naik tidak wajar, tentunya masyarakat akan mengadukannya. Pasalnya, beras adalah kebutuhan pokok. Dulu saja, saat harga cabai meroket, masyarakat banyak yang melaporkan. Tapi untuk beras, kata dia, sampai detik ini memang belum ada yang mengeluhkan. 
 
Danny melanjutkan untuk memastikan stok dan harga beras aman, pihaknya bersama Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo dan instansti terkait telah melakukan pengecekan di lapangan. Pihaknya sempat meninjau stok beras di Gudang Bulog Sulselbar dan mengecek harganya di pasar-pasar tradisional. 
 
Berdasarkan hasil peninjauan pada akhir pekan lalu, stok beras di Sulsel sangat aman. Tercatat ada 82 ribu ton beras dengan tingkat ketahanan pangan mencapai 20 bulan. Adapun harga beras bervariasi mulai dari Rp8.000-Rp10.000 lebih. Intinya, kata Danny, masih ada beras yang dijual di bawah HET sebesar Rp9.450.
 
Dalam peninjauan di pasar tradisional, Danny menyebut bahkan sempat ada kejadian menarik. Tatkala seorang pedagang menanyakan kepada Gubernur Syahrul ihwal langkah Bulog melakukan operasi pasar. Diketahui Bulog menggelar operasi pasar dengan menjual beras seharga Rp9.000 per kilogram.
 
"Pedagang itu protes kenapa Bulog harus sampai turun tangan. Padahal, mereka (pedagang) memiliki stok beras dengan harga yang sama dengan Bulog dan kualitas yang lebih bagus. Nah, bukan soal protesnya yang menarik, tapi pernyataan pedagang yang berarti Makassar aman-aman saja soal stok beras," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: