Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menjadi Social Entrepreneur di Era Ketatnya Persaingan Bisnis

Menjadi Social Entrepreneur di Era Ketatnya Persaingan Bisnis Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di era persaingan bisnis yang sangat ketat, Wynn Nathaniel Wijaya, seorang pria muda kelahiran Jakarta, 15 Maret 1992 memilih untuk berbisnis dengan visi sosial yang menurutnya jauh lebih penting daripada mengutamakan profit yang besar. Wynn memulai startup sejak 2015, dan berangkat dari kegelisahannya terhadap kondisi suatu daerah terpencil yang belum teraliri listrik. Bagi Wynn, menciptakan dampak sosial yang baik dalam berbisnis akan memberi kepuasan tersendiri bagi si pelaku bisnis. 

Wynn memberanikan diri mendirikan startup di bidang energi terbarukan. Tujuan utamanya hanyalah untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah-daerah pedesaan yang tidak terjangkau oleh PLN. Tentu jika dilihat dari sudut pandang profit, bisnis sosial yang ia beri nama Weston Energy tersebut tidaklah memberikan profit yang terlalu besar. Namun sebagai pengusaha, Wynn tetap melihat potensi untuk bisnisnya tersebut dalam jangka waktu yang panjang. 

Wynn mengaku beruntung terlahir dari keluarga yang berkecukupan dan bisa bersekolah. Namun, Wynn melihat keberuntungannya tidak dimiliki oleh orang-orang yang dijumpainya di daerah-daerah terpencil. Menurutnya, Tuhan sudah mengatur kondisi setiap orang.

"Kenapa kita kalau punya fasilitas yang begini, tetapi enggak giving back ke orang yang enggak beruntung, kayak nonsense gitu. Buat apa sekolah tinggi-tinggi malah dipakai untuk kepentingan pribadi. Jadi, mikirnya kalau kita punya nasib yang lebih baik, kita harus membantu orang lain," tutur pria yang juga hobi travelling dan bermusik itu. 

Menurut Wynn, membangun generasi untuk masa depan haruslah yang lebih baik. Karena kemajuan teknologi akan semakin cepat, listrik adalah penunjang untuk kemajuan tersebut. "Generasi sekarang itu harus memikirkan generasi berikutnya. Tetapi, sepertinya generasi sekarang tuh seperti egois gitu. Memikirkan profit terlebih dahulu," keluh Wynn. 

Maka dari itu, sebagai anak bangsa yang merasa terpanggil akan kondisi negeri, Wynn lebih dulu menyasar pasar di pedesaan yang menurutnya bukan hanya bisa mendatangkan profit, tetapi juga bisa memberinya kepuasan ketika mampu memenuhi kebutuhan masyarakat desa. Wynn tidak berharap startup-nya seperti kebanyakan startup pada umumnya yang mengejar status Unicorn. Bagi Wynn, yang utama dalam berbisnis bukanlah berambisi untuk mendapatkan penghargaan atau status. Namun, berusaha untuk memberikan impact yang besar bagi bangsa. 

Wynn juga mengaku bahwa dalam berbisnis dirinya tidak mau memikirkan persoalan bersaing. Baginya, kompetisi dalam berbisnis tidak akan membuatnya fokus dengan kualitas produk, tetapi justru akan mampu membuat produk menjadi tidak maksimal. 

"Daripada berkompetisi, mending berkolaborasi. Mending kecil dikerjakan bersama dan impact besar. Karena permasalahan di Indonesia sangat banyak dan perlu diselesaikan bersama-sama," ucapnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: