Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Segera Buat Regulasi Soal Cryptocurrency

China Segera Buat Regulasi Soal Cryptocurrency Kredit Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon/File Photo
Warta Ekonomi, Jakarta -

China berencana untuk membatasi listrik kepada penambang Bitcoin, serta badan pemerintah juga telah menyatakan keprihatinannya tentang penggunaan energi. Penambangan Bitcoin diperkirakan menggunakan listrik hingga 4 gigawatt, setara dengan tiga tingkat produksi reaktor nuklir.

Namun, langkah ini bukan hanya soal listrik. Sebenarnya, otoritas China juga mengatakan bahwa bank sentral China juga mempermasalahkan upaya pertambangan Bitcoin, yang menggarisbawahi fakta bahwa isu tersebut tidak hanya, atau bahkan terutama, adalah masalah energi. Ini tentang mengurangi risiko yang dirasakan dari cryptocurrency, yang regulator terkait dengan tindakan jahat seperti penipuan dan pencucian uang.

Pihak berwenang telah membungkam ribuan kasus kriminal yang terkait dengan alternatif cryptocurrency, termasuk Onecoin dan. Cryptocurrency tersebut dipandang sebagai 'skema Ponzi' yang digunakan untuk mengumpulkan dana terlarang, sebagaimana dikutip dari Forbes, Selasa (16/1/2018).

Para pejabat dan pihak berwenang China telah membungkam ribuan kasus kriminal yang terkait dengan alternatif mata uang, yakni cryptocurrency, termasuk Onecoin dan Ticcoin. Cryptocurrency tersebut dipandang sebagai 'skema Ponzi' yang digunakan untuk mengumpulkan dana terlarang.

Otoritas China juga akan menutup bursa cryptocurrency dan melarang penggalangan dana melalui penawaran koin awal (initial coin offering/ICOs). Pada hari Senin, dilaporkan bahwa pihak berwenang China akan memblokir platform cryptocurrency yang memungkinkan perdagangan terpusat berjalan.

Mengurangi penipuan dan pencucian uang saja tampaknya bukan cara China mengatasi risiko yang terkait dengan Bitcoin. Pihak berwenang akan mengejar industri ini secara lebih luas.

Otoritas China menganggap telah memiliki risiko finansial yang cukup untuk mengatur cryptocurrency saat ini, dan kapasitasnya, atau mungkin saja para pejabat benar-benar menganggap Bitcoin kurang transparan untuk mewakili sarana pertukaran atau penyimpanan nilai yang sesuai.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: