Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aksi Ambil Untung Bawa Harga Minyak Dunia Turun

Aksi Ambil Untung Bawa Harga Minyak Dunia Turun Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, New York -

Harga minyak dunia turun pada akhir perdagangan Rabu (17/1/2018) pagi WIB, karena para investor mencari alasan untuk mengunci keuntungan mereka setelah kenaikan kuat baru-baru ini.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun 0,57 dolar AS menjadi menetap di 63,73 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret, turun 1,11 dolar AS menjadi ditutup di 69,15 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Para pedagang menjadi berhati-hati setelah reli baru-baru ini, namun para analis mengatakan permintaan kuat mendukung harga minyak di dekat level tinggi.

Harga minyak dunia telah melayang di dekat level tertinggi tiga tahun di 70 dolar AS per barel pada Senin (15/1), di tengah tanda-tanda bahwa pemotongan produksi oleh OPEC dan Rusia memperketat pasokan, namun para analis memperingatkan "bendera merah" karena melonjaknya produksi Amerika Serikat.

Sebuah kesepakatan pemotongan produksi antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan produsen-produsen lainnya telah membantu mengangkat harga minyak secara kuat, dengan kedua acuan kontrak berjangka pada pekan lalu yang mencapai tingkat yang belum terlihat sejak Desember 2014.

Meningkatnya tanda-tanda pengetatan pasar setelah tiga tahun mengalami kelebihan pasokan telah memperkuat kepercayaan di kalangan para pedagang dan analis bahwa harga-harga dapat dipertahankan di dekat level saat ini.

Bank of America Merrill Lynch pada Senin menaikkan perkiraan harga Brent 2018 menjadi 64 dolar AS per barel dari 56 dolar AS, memproyeksikan defisit 430.000 barel per hari (bpd) dalam produksi minyak dibandingkan dengan permintaan tahun ini.

Faktor lain, termasuk risiko politik, juga telah mendukung minyak mentah.

"Fundamental-fundamental yang lebih ketat adalah pendorong utama reli harga, namun risiko geopolitik dan pergerakan mata uang seiring dengan uang spekulatif secara bersamaan telah memperburuk pergerakan tersebut," bank AS JPMorgan mengatakan dalam sebuah catatan.

Namun, sejumlah analis telah memperingatkan bahwa reli 13 persen sejak awal tahun ini dalam jangka pendek dapat mereda, karena pemeliharaan kilang global dan meningkatnya produksi Amerika Utara.

Jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang minyak AS meningkat sebanyak 10 rig menjadi 752 rig pada minggu lalu, kenaikan terbesar sejak Juni, menurut laporan mingguan Baker Hughes yang dirilis pada Jumat lalu (12/1). Ini adalah kenaikan terbesar sejak Juni 2017.

Di Kanada, perusahaan-perusahaan energi hampir melipatgandakan jumlah rig pengeboran minyak mereka minggu lalu menjadi 185 rig, tingkat tertinggi dalam 10 bulan terakhir.

Konsultan JBC Energy yang berbasis di Wina memperkirakan produksi Amerika Serikat akan tumbuh 600.000 barel per hari pada kuartal pertama 2018 dibandingkan setahun sebelumnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: