Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

5 Pemuda Palestina Terbunuh dalam 1 Bulan, ACT Hadiri Pemakaman Korban

5 Pemuda Palestina Terbunuh dalam 1 Bulan, ACT Hadiri Pemakaman Korban Kredit Foto: Reuters/Ibraheem Abu Mustafa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tepi barat Palestina, batu dibalas dengan rentetan tembakan. Bahkan bukan peluru karet, tapi peluru tajam yang digunakan untuk melawan. Konflik yang sudah berjalan lima dekade ini memang tak pernah adil. Di tiap-tiap penjuru tembok perbatasan yang memisahkan Israel dan Palestina, perlawanan itu pun selalu berlangsung sengit.

Walau sengit, tapi tak pernah imbang. Puluhan sampai ratusan anak muda Palestina meluapkan emosinya dengan melawan militer atau polisi Israel. Serdadu Israel bersenjata lengkap dengan tameng dan senjata canggih.

Ketika peluru tajam sudah dilepaskan oleh serdadu-serdadu Israel itu, darah mengucur, ambulan bergegas. Rumah sakit di Gaza, Yerusalem, atau di tepi barat kedatangan lagi pasien pemuda Palestina yang terluka ditembus peluru Israel.

Yang terbaru, kabar datang dari tepi barat. Ahmad Salim, pemuda Palestina berumur 24 tahun dilaporkan tertembak peluru serdadu Israel kala terjadi bentrokan antara anak muda Palestina dengan militer Israel di wilayah Jayous, Qalqaliyah Timur.

Melansir Kantor Berita Palestina Wafa juga Al Jazeera, Salim tertembak tepat di kepala. Ambulan pun melarikan Salim ke Rumah Sakit Qalqaliyah’s Darwish Nazzal. Namun, nyawa Salim tak terselamatkan. Salim menghembuskan napas terakhir sesaat setelah tiba di rumah sakit.

Sampai tulisan ini diunggah, belum ada kabar lebih lanjut tentang perkembangan penembakan atas Salim. Namun, Kementerian Kesehatan Palestina sudah mengonfirmasi tentang wafatnya Salim, anak muda Palestina asal Qalqaliyah, Tepi Barat, Palestina.

Salim adalah anak muda Palestina kelima yang terbunuh karena peluru serdadu Israel dalam satu bulan terakhir. Empat lainnya adalah Musab Firas al-Tamimi (17 tahun), pemuda Palestina dari sebuah desa di Deir Nitham, dan dua orang remaja yang masing-masing terbunuh di Kamp Pengungsian Bureij di Gaza, dan di sebuah desa bernama Burin di Nablus, Tepi Barat serta Sharif Shlash pemuda Gaza berusia 27 tahun yang terbunuh 17 Desember 2017.

Sharif, termasuk pemuda Gaza yang tangguh. Ia bergabung bersama pemuda Gaza lainnya untuk terus melawan. Eskalasi perlawanan makin sengit ketika status Yerusalem sebagai ibu kota Palestina diusik akhir Desember lalu.

Ahad (17/12/2017), Sharif bergabung dalam sebuah aksi perlawanan di perbatasan Gaza. Aksi membela Yerusalem itu berlangsung di pinggiran tembok perbatasan antara wilayah Jabalia Timur Gaza dan Israel. Dalam aksi itu pun, Tim relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Gaza sempat mengiringi pemuda Gaza dengan memberikan dukungan ribuan paket makanan.

Bahkan, dalam sebuah foto yang sempat diabadikan relawan ACT di Gaza, Sharif Shlash termasuk dalam satu dari ribuan pemuda Gaza yang mendapatkan bantuan paket makanan dari Dapur ACT di Gaza.

Hari itu, 17 Desember perlawanan berlangsung makin sengit, batu dibalas dengan senjata. Sampai akhirnya sebuah peluru timah panas itu menembus perut Sharif, pendarahan hebat keluar dari perutnya. Kebetulan, rumah sakit terdekat adalah Rumah Sakit Indonesia. Sharif dilarikan segera ke rumah sakit.

Kepada relawan ACT di Gaza, istri Sharif sempat bertutur bahwa suaminya pada 17 Desember lalu berpesan, "Hari ini, saya mendengar di tembok perbatasan nanti akan ada bantuan makanan dari saudara-saudara Indonesia. Saya tak menyangka Indonesia selalu ada untuk mendampingi kita dalam memperjuangkan hak-hak kita atas kemerdekaan Palestina," ungkap istri Sharif menirukan perkataan suaminya saat ditemui relawan ACT dalam proses pemakaman Sharif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: