Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Membakar Semangat Sang Malaikat

Membakar Semangat Sang Malaikat Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Entrepreneurship banyak melahirkan energi positif bagi perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, jumlah entrepreneur yang banyak diyakini akan mengkatalisasi perekonomian ke jenjang yang lebih tinggi. Tren tumbuhnya bisnis startup di berbagai dunia, termasuk Indonesia menjadi salah satu titik awal lahirnya entrepreneur baru.

Kehadiran angel investor menjadi dewa penolong pada masa titik awal membangun startup. Banyak ide inovatif yang seringkali tumbang sebelum dieksekusi menjadi embrio produk atau bisnis. Padahal, apabila dikembangkan lebih lanjut, ide-ide inovatif itu bisa menjadi bisnis yang bermanfaat. Adanya sang angel investor mementori para perusahaan rintisan/startup untuk meningkatkan skill-nya dan mengasah sensitivitas bisnisnya. Menurut anggota angel investor club, Erik Meijer, angel investment di Indonesia sudah lebih serius sekarang, bahkan venture capital juga sudah mulai banyak masuk ke Indonesia. Kondisi ini sangat bagus bagi pertumbuhan startup di Indonesia. Masuknya mereka dari luar negeri dapat memberikan warna baru bagi perusahaan rintisan di Indonesia. 

Mereka tidak hanya membawa uang ke Indonesia, tapi ada yang lebih penting lagi. Menurut Erik, mereka membawa advice, training, dan mentorship untuk menyalurkan ide-ide. Hal-hal tersebut dapat mematangkan para personil maupun tim startup tersebut lebih terbuka untuk melakukan benchmarking.

Ada dua tipe angel investor di Indonesia. Pertama, angel investor yang banyak uangnya. Jadi banyak orang kaya yang memberikan dana kepada para startup. Ada orang-orang kaya yang tidak keberatan untuk memberikan uangnya dengan harapan akan ada yang "pecah telor" dan menjadi startup yang besar. Tipe angel investor yang lainnya adalah orang-orang yang punya passion pada startup tersebut. Kebanyakan mereka adalah teknokrat. Mereka sangat paham dengan startup-nya karena menyelam secara mendalam dalam bidang tertentu.

Dalam perkembangan startup di Indonesia, menurut Tech in Asia, startup masih didominasi dari fintech dan e-commerce sampai dengan kuartal kedua tahun 2017. Diantara keduanya tersebut, e-commerce yang paling besar dibandingkan dengan fintech. Wajar saja, kedua model startup tersebut banyak digarap karena bidang keuangan dan perdagangan menjadi sektor yang paling banyak menyedot animo masyarakat.

Banyak motivasi yang melatarbelakangi angel investor terlibat membantu startup.

Menurut Erik, banyak orang yang sudah mapan mengalami kebosanan. Berinteraksi dengan para startup akan melahirkan positive energy atau semangat. Startup yang masih baru dengan semangat yang tinggi sekali memberikan transfer energi positif ke mereka.

“Saya sering jadi mentor dari founder atau startup itu, tiap kali diskusi dengan mereka, energinya ada sebagian yang pindah, dan saya jadi semangat lagi. Jadi itulah alasan melakukannya,” kata Erik.

Adapun motivasi lainnya adalah hanya membantu. Ada juga yang memang ingin terlibat dalam menciptakan startup menjadi besar. Hal ini akan kebanggaan tersendiri bisa mencetak startup menjadi besar.

Ada banyak faktor yang menentukan keberhasilan dari startup melewati fase awal. Pertama, adalah tergantung perintisnya dan konsepnya. Kedua, tergantung tim yang menjalani. Ketiga, tergantung ketahanannya. Bisa saja, sudah hampir jadi, tapi dananya habis. Keempat, terkait dengan pasar. Misalnya, idenya lahir terlalu cepat, sedangkan pasar belum siap. 

Dalam pendirian bisnis rintisan tersebut, ada juga faktor keberuntungan (luck). Erik menyontohkan Flappy Bird yang tiba-tiba lahir dan nothing. “Kita tidak bisa bilang bahwa Flappy Bird itu lebih bagus daripada game lain yang ada di pasaran, tapi kok tiba-tiba jadi booming. Salah satu faktornya pasti faktor luck,” kata Erik.

Angel investor juga harus jeli dalam memilih startup. Anggota Global Entreprenurship Program Indonesia (GEPI) yang juga Managing Director Ciputra, Harun Hajadi mengatakan angel investor harus hati-hati dan harus jeli melihat prospek bisnis yang baik. Apalagi, investasi yang dilakukan untuk startup-nya terbilang sangat awal. Bisa jadi, dari 1000 startup hanya satu yang jadi. Oleh karena itu, dengan kejelian tersebut, menurut Harun, dari 1000 startup yang bisa jadi 900 startup.

Seorang angel investor juga penting memiliki intuisi yang kuat saat menjatuhkan pilihannya untuk memberikan dana ke startup. Pasalnya, ini bukan exact sciences. Angel investor harus berani kalah. Jadi angel investor itu harus bebal. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Arif Hatta
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: