Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenperin Targetkan Investasi Sektor IKTA Rp117 Triliun

Kemenperin Targetkan Investasi Sektor IKTA Rp117 Triliun Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perindustrian menargetkan nilai investasi di sektor industri kimia, tekstil, dan aneka (IKTA) pada 2018 akan mencapai Rp117 triliun. Target itu naik dari realisasi tahun lalu sebesar Rp94 triliun. 

Dari target itu proyeksi penanaman modal dari sektor IKTA tahun ini bakal menyumbang sekitar 33% terhadap target investasi secara keseluruhan pada kelompok manufaktur nasional sebanyak Rp352 triliun.

"Industri farmasi serta produk obat kimia dan tradisional akan memberikan kontribusi pertumbuhan paling tinggi di sektor IKTA pada tahun ini, yakni mencapai 6,38%," kata Dirjen IKTA Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono di Jakarta, Selasa (17/1/2018).

Menurut Sigit, pihaknya saat ini tengah memprioritaskan pendalaman struktur industri farmasi nasional terutama di sektor hulu atau produsen penyedia bahan baku obat. Upaya strategis ini untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.

"Oleh karenanya, pemerintah telah menyediakan beberapa insentif fiskal seperti tax allowance dan tax holiday guna menarik investasi dan memacu pelaku industri farmasi mengembangkan pabrik bahan baku di Indonesia," paparnya.

Menurut Sigit, Indonesia berpotensi unggul dalam mengembangkan sektor industri farmasi, herbal, dan kosmetik karena memiliki sumber daya alam yang mampu mendukung proses produksinya. Selain itu, Indonesia akan berkerja sama dengan Singapura dalam penetapan standar dan keamanan pangan termasuk juga produk herbal agar bisa lebih berdaya saing di tingkat global.

"Apalagi dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sehingga membuat investasi di sektor ini menarik dan berbagai proyek masih jalan terus," imbuhnya. Di samping itu, Kemenperin juga mendukung melalui program pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kompetensi untuk menciptakan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan dunia industri.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan industri farmasi menjadi salah satu subsektor yang diharapkan berkontribusi signifikan untuk mencapai target pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tahun 2018 yang telah ditetapkan sebesar 5,67%. "Industri farmasi telah mampu menyediakan 70% dari kebutuhan obat dalam negeri," ungkapnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: