Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Reshuffle Cara Jokowi yang Sulit Ditebak (2)

Reshuffle Cara Jokowi yang Sulit Ditebak (2) Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jokowi mengaku tak ingin main-main memilih anggota timnya yang akan memperkuat kinerja pemerintahan, khususnya di tahun politik yang berat ini. Agum misalnya, diperlukan perannya untuk memberikan masukan dari kacamata militer, sedangkan Moeldoko yang juga datang dari kalangan militer sangat diperlukan pada posisi KSP.

Kabarnya Teten Masduki yang sebelumnya menjabat pada posisi itu menggantikan Luhut Panjaitan harus merasakan betapa beratnya mengumpulkan data dan memonitoring kementerian/lembaga. Maka menjadi ideal kemudian jika posisi KSP dijabat oleh mereka yang datang dari kalangan militer.

Teten Masduki yang mendapat penugasan baru sebagai Koordinator Staf Khusus Presiden mengaku bahwa perombakan jajaran tim kerja Presiden dilakukan untuk memperkuat tim dalam upaya mengonsolidasikan pencapaian-pencapaian pemerintah.

Sebab tanpa pencatatan pencapaian yang baik masyarakat bisa saja menganggap kerja Pemerintah telah gagal. Kecocokan Tidak dapat disangkal bahwa faktor kecocokan personal juga menjadi bahan pertimbangan lain bagi Presiden untuk memilih orang-orangnya.

Mungkin ketika Jokowi memilih Idrus Marham karena alasan sesuatu yang cocok antar keduanya. Selain fakta bahwa Partai Golkar telah kembali membuktikan kepiawaiannya bermain cantik, Partai Golkar memilih untuk mendukung Pemerintahan Jokowi tepat pada waktunya.

Hingga pantas kemudian jatah kursinya di kabinet bertambah satu, setelah sebelumnya hanya satu kursi di pos Kementerian Perindustrian. Tidak hanya itu, bahkan Presiden dan Wakil Presiden telah dengan jelas mengisyaratkan tidak akan mengganti Airlangga Hartarto dari jabatannya sebagai Menteri Perindustrian, meskipun sejak pertengahan Desember 2017 ia terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Setya Novanto yang terjerat kasus hukum.

Lawan politiknya menganggap bahwa Jokowi telah memasang standar ganda atas Airlangga Hartarto yang terbukti merangkap jabatan. Namun sejuta alasan pun tampaknya akan mampu meloloskan Airlangga untuk tetap berada pada jabatannya itu.

Di sisi lain, nama Yuyu Sutisna yang sempat tidak diunggulkan dalam bursa calon KSAU justru kemudian terpilih. Penerbang Tempur lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1986 itu sebelumnya menjabat sebagai Wakil KSAU dan tidak diunggulkan lantaran akan pensiun dalam 1,5 tahun ke depan.

Presiden sendiri menegaskan seluruh keputusannya sudah melalui pertimbangan yang matang dimana internal TNI AU pun mengatakan ada peluang masa tugas Yuyu diperpanjang hingga satu tahun lagi, sehingga tidak menjadi persoalan agar tidak terjadi pergantian sebelum 2019.

Karakter Yuyu yang tegas kemudian dianggap sebagai pertimbangan yang sesuai untuk menghadapi tahun politik yang keras. Nyatanya, ketika politik dianggap kejam maka sederet nama pun kemudian diharapkan mampu menjadi perisai penyelamat untuk memperpanjang sebuah harapan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: